Translate

Minggu, 26 Februari 2012

memoirs ( a gay's history)

I

"ANJING!!!TAIK!!!"makiku marah dan menendang onggokan pasir didepanku.Dadaku terasa nyeri,seperti ada duri yg menusuk dijantungku.Dan tiap kali aku mencoba menarik nafas,duri itu smakin jauh tertanam kedalam.Aku kian mnjadi sesak.Aku jd gelagapan dan mencoba menarik udara ke dalam paru2ku yg kosong.Berat,dan aku hanya mampu bernafas sdikit sedikit.
Sialnya,tanpa kusadari pipiku telah basah oleh air mata.Aku ingin kembali berteriak, mengeluarkan makian keras,tp ternyata hal itupun sulit.Aku hanya mampu menggerung dg suara tak jelas dan jatuh tersungkur dipasir.Susah payah,aku kembali mencoba menghirup udara lagi.
Sakit!
Benar2 sakit!
"Coba buat mengatur nafas,"tukas sebuah suara yg tiba2 saja terdengar didekatku.
Aku yg tak tahu ada orang lain,jelas saja kaget.Aku sedang berada sekitar 100 meter dr club Deja Vu Legian.Dan setahuku,pantai dibagian ini biasanya tdk begitu ramai .Apa lg di malam hari sperti ini.Kalau tdk salah aku td berangkat dr Denpasar jam 12 malam.Itu berarti skrng skitar jam setengah 1 dini hari.Dan aku yakin aku td tak melihat seorangpun saat aku memarkir motorku dan berlari ke pantai.
"Coba pelan2 hitung dari angka satu sembari mengatur nafas,"saran pria itu lg.
Aku tak menolehnya,tp tanpa sadar aku mengikuti sarannya.Suaranya yg tenang terdengar bgt dalam, berwibawa dan persuasif.Jd aku melakukan apa yg ia katakan.
"Mendingan?"tanyanya dan diam disebelahku.
Aku tak menjawab,tp dia benar.Nafasku sudah mnjadi sedikit lebih normal.Namun sesaat kemudian,sebuah tangan yg mengusap pipiku,membuatku berjegit dan menjauhkan diri.
"Maaf.Pipimu basah,"kata cowok itu dg suara tenangnya.
Sial!Aku lupa kalau tanpa sadar td aku menangis.Dg cepat aku mengusap pipiku.Benar2 sial!Apa coba ntar yg dia pikir melihat seorang cowok nangis sembari maki2 di pantai malam2 gini?Bisa2 dia pikir aku bencong nyasar lg.
"Minum ini. .  ,"katanya dan mnyodorkan sebotol minuman kaleng pd ku,"Kau lebih membutuhkannya dibandingkan aku" lanjutnya lg.
Aku tak menyahut tp aku mnerima dan meminumnya seteguk,sedikit lega.
"Pacar?"tanyanya setelah terdiam untuk bbrp saat.Dia lalu duduk disebelah ku sehingga kini aku bisa melihat profil wajahnya.Wajahnya yg terlihat putih dan dewasa benar2 serasi dg suaranya yg dalam dan menenangkan.Teman2 cewek ku dikampus pasti langsung ngeces melihat muka seperti yg dimilikinya.
"Maaf,"kataku pelan tanpa menjawab pertanyaannya. "Kukira tak ada orang disini,"kataku lagi lalu brpaling menatap laut yg malam ini hanya sedikit bergelombang.
"Santai lah!Aku jg ga nyangka kalo ditempat ini bisa ada orang lain yg sakit hati selain aku,"jwbnya dg nada biasa.Tentu saja kalimatnya td membuatku berpaling menatapnya.Tp dia hanya tertawa kecil". . .yeah!malam ini bukan hanya kamu yg sedang sedih.Aku jg baru putus sama pacarku.Aku melihatnya sedang berciuman dg cowok bule di deja vu td"jelasnya kemudian.
"Cwekmu selingkuh jg?"sergahku kaget.
"Bukan!Cowokku"jawabnya membuatku sontan terdiam."l'm gay"lanjutnya lg.
Tak ada kata yg bisa aku ucapkan untuk meresponnya.Tp aku beringsut sdikit dari tempat dudukku semula.Dia tertawa kecil melihatku.
"Hei,aku sedang tidak berusaha untuk merayumu.Tenang!aku bukan tipe gay yg seneng memperkosa orang," selorohnya dg nada geli.
"Maaf. . ."gumamku pelan.
"Ga semua gay haus akan kelamin laki2.Sama sprti orang str8t.Ada mrk yg jahat,hiperseks,normal dan bahkan baik hati seperti malaikat.Kami sama2 manusia spertimu kok,dg berbagai macam kpribadian,sifat dan kebutuhan.Kami jg makan nasi. . ."
"Maaf,aku ga bermaksud. . ."
"Aku tau"potongnya cepat."Bukan salahmu kalau kau jd sdikit ketakutan.Imej yg beredar dimata masyarakat memang begitu.Pdhl. . itu ga bener.Tp. . .gay dinegara kita memang masih jd hal yg tabu.Dan kau bukan orang pertama yg bereaksi seperti tadi didepan orang gay.Kalau kau masih takut,nih.  .!"dia melempar sebuah botol bir kosong yg jatuh disebelah kakiku.
"Mksdnya?"tanyaku tak mengerti.
"Pukul kepalaku dg itu kalo aku mulai macam2"katanya lg.
Tentu saja aku jd tak enak mndengarnya,meski aku sadar kalau reaksi pertamaku saat tau dia gay tadi,cukup untk membuatnya tersinggung."Maaf,aku tadi. . ."
"Sudahlah!Nggak apa2!Pegang aja supaya kau jd lebih tenang"katanya membuatku semakin merasa tak enak.
"Aku konyol.Maaf"pintaku lg.
"Like l said,it's fine!Lupakan saja.Jd. . . .apa ceritamu?" tanyanya kemudian.
Sontan pertanyaannya membuatku teringat kenapa aku berada dipinggir pantai ini tengah malam buta.Dan rasa sakit kembali merambati hatiku dg cepat.
"Bercerita akan sdikit membuatmu lebih nyaman.Percayalah!Para psikolog manjadi super kaya hanya dg diam dan mendengarkan orang bercerita."selorohnya membuatku sdikit tersenyum,"Dan lg pula. . . .kita sama2 asing.Kita tidak berinteraksi dg orang yg sama.Jd,tak akan ada resiko ceritamu bocor ke temen2mu.Tak ada resiko untuk dikhianati.Kau aman"tukasnya lg dg nada bercanda.
Aku sdikit tergelak meski terdengar agak aneh,"Ceritanya gak jauh beda dgmu kok"sahutku kemudian.
"Dikhianati?"tanyanya.
"Yup!Td ku temukan pacarku ditempat tidur dg orang lain.Telanjang!"kataku cepat,berharap dg begitu rasa sakitnya akan lebih sdikit terasa.Tp aku salah.Hatiku masih seperih yg td.
"l'm sorry"katanya pelan.
"Don't be!Kamu ga ngelakuin apa2 kok.Cewek sial itu yg melakukannya!"dengusku kesal.
"Kamu sayang banget pdnya ya?"tanyanya.
"Tadinya!Tp skrng aku baru nyadar bodohnya aku" gerutuku dg nada gemas."Selama ini aku selalu ngeyakinin diri,kalo suatu saat dia akan luluh dg ketulusanku. Aku selalu mencoba ngeyakinin diri kalo dia sayang pdku meski dia cuek,semaunya sndiri dan suka marah.Kukira itu emang sifat cewe aja yg selalu ingin diperhatikan dan dimanja. Skrng baru aku nyadar kalo aku tuh dibegoin habis.Apa gunanya coba aku ke rumahnya hujan2 cuma buat nganterin materi tugas kuliahnya?Atau nunggu dia berjam jam selesai kuliah?Nemenin dia kemanapun dia mau.Mati2an kasih surprise di waktu2 spesial?Atau menghormati dia mati2an?!Gak sekalipun aku berani bersikap kurang ajar/menyentuhnya di tempat yg gak pantas krn aku menghargainya.Menganggapnya spesial yg hanya pantas kusentuh saat kami menikah nanti.Tp lihat. . . .dia enteng aja ngentot orang lain.Anjing!!"makiku seraya melempar botol yg td kupegang.
"Jarang ada cowok seumuran kamu punya pemikiran sprti itu"gumamnya.
"Aku hrs tersanjung/tersinggung dg komentarmu td?" dengusku kesal.
"No!itu pujian!"tukasnya cepat."Ayolah!Brp orang yg kau kenal mau berpikiran seperti itu?Adat dinegara kita amat menjunjung tinggi virginitas.Tp fakta skrng brkata lain.Free sex bukan lg milik kebudayaan barat.Bnyk masyarakat kita yg mengadopsi budaya itu"
"Dan homoseksualitas?"
Dia tertawa"Prnh dngr tentang budaya warok yg pnya murid laki2 dan skaligus melayaninya?"tanyanya,"Budaya itu sudah ada didaerah jawa timur kalo ga salah.Ntah bagian mana.atau Banyuwangi,tetangga pulau Bali ini.Apa kau tahu,kalau dulu para pekerja seni nya,penari gandrung/yg lain adalah pria?Dan mrk menggunakan pakaian wanita?"
Aku mengerutkan kening mendengarnya.
"Google aja!Pasti ketemu!"selorohnya.
"Jadi maksudmu,it's okay untuk melakukan semua itu?!" tanyaku sdikit meradang.
"Hal itu tergantung pd individu masing2 kan?"jwbnya datar,"Smua orang memiliki hak untuk melakukan/ memilih jalan yg mrk inginkan.Kau punya prinsipmu.Aku jg.Dan. . . .cewekmu punya pilihannya sendiri"
"Mantan"potongku cepat.
"Right!Mantanmu!Kau,aku ataupun dia,punya pertimbangan dan alasan sndiri.Aku sndiri,andaikan boleh memilih,jg tak ingin mnjadi seorang gay.Aku ingin menjalani kehidupan biasa2 saja,yg kalian sebut dg normal.But here l am!Aku lebih memilih untuk berhubungan dg lelaki.It's in me.Rasa itu sudah ada dalam diriku tanpa aku memintanya.Kalaupun ada yg menganggapnya salah. . . .ya maaf.Tp aku tak bisa merubahnya lg"
"Sudah pernah mencoba?!"tanyaku penasaran.
"Sering,"jwbnya singkat."Aku sudah mncoba mengikuti arus pd saat aku SMP dan SMA.N l felt like a criminal!Aku menipu smua mantan2ku itu"
Aku terdiam.
"Tentang cewekmu itu. . . .mungkin kamu harus brsyukur krn telah menemukannya dlam keadaan begitu!"
"APA?!"tanyaku sontan marah.
"Dengar dulu!"potongnya cepat,"Satu hal yg ku coba yakini adalah,there's always something worthy behind bad things. Mungkin terbongkarnya skandal cewekmu adalah hal yg terbaik untukmu.Hal ini mencegahmu untuk melakukan kesalahan yg lebih besar lg.Bisa kamu bayangin kalo kamu nemuin mrk dlm keadaan telanjang setelah cewek itu sudah berstatus istri mu?Bisa kamu bayangin sakit hati yg akan kamu tanggung?Jg rasa malu mu!Belom lg kalo kalian telah memiliki keturunan."
Aku terdiam,hanya menatap sisi kanan wajahnya yg diterangi lampu sebuah restoran dibelakang kami.Mataku tertancap pd sbuah tahi lalat kecil yg ada disisi hidungnya.Pikiranku mncoba menelaah kata2nya tadi.Tak ada sebuah sanggahan yg bisa kubuat untuk melawan argumennya.
"Kamu mau nantinya punya istri yg selingkuh?Enggak kan?Anggap aja ini yg terbaik bagi mu.Dg berselingkuh,cewekmu scara tdk lngsng telah membuktikan bahwa DIA bukan yg terbaik untukmu.Dia tidak pantas dan tak akan bisa membahagiakanmu. Saranku,cepat lupakan dia.Aku tahu hatimu masih sakit mengingat smuanya.Semua pengorbanan yg kau berikan anggap saja kebodohan yg kedepannya, tidak boleh lg kau lakukan.Jadikan sakit hati yg kamu rasakan sbg pengingat nantinya.Value yourself.Jangan biarkan dirimu hancur hanya krn cewek sinting yg tidak bs menghargaimu. Yeah sakit skrng ini.But trust me,dg adanya kejadian ini,hanya membuktikan bahwa kau layak mndapatkan yg lebih baik dr cewek itu.Bangkit dan perbaiki diri.Tunjukkan ke cewek itu bahwa kamu bisa survive dan mnjadi lebih baik tanpanya.Dan dia bodoh telah melepasmu!"
"But it hurts,"gumamku yg terdengar seperti rajukan.
Dia tersenyum,"l know.Tp kau harus cepat memulihkan diri.Jgn biarkan hal ini menghancurkanmu.She doesn't deserve you.Kau akan mendapatkan orang lain yg jauuuuuh lebih baik drpd nya!Trust me!"tegasnya yakin.
"Lalu. . . bgmn aku hrs bersikap bila bertemu dgnya?Kami berada di kelas yg sama,"tanyaku lg.Membayangkan hrs bertemu dg cewek sinting itu sudah cukup membuatku gemetar marah.
"Smile dan acuhkan dia!Tunjukkan kalo apa yg dia lakukan  tdk menimbulkan efek yg berarti pdmu."
"Aku tak mungkin lngsng bisa melupakan kejadian ini,"kataku lg.
"Pastinya!Jd sibukkan diri!Tingkatkan prestasi!Perbaiki diri.Pokoknya isi hari2mu dg kegiatan positif yg akan membawa dampak baik bg mu dan pendidikanmu!Kalo selama ini kamu bisa ngehabisin waktu ngelayanin atau nungguin dia kuliah,kamu bisa pake waktumu itu dg belajar atau hang out bareng gank mu,yg mungkin udah lama kamu cuekin!"
GILA!!Keren bgt pemikiran dia,pikirku.Smua kata2nya masuk akal.Ngapain jg aku kudu musingin cewek sialan itu?!
"Gmn?"tanyanya.
"Bener jg sih,"gumamku pelan."Ngapain aku buang2 energi musingin cewek sinting itu?"
"Yup!Cuma buang2 energi ma waktumu aja!Sakit hati pasti akan masih kamu rasakan!Tp inget aja,dia gak pantas untukmu!Jadiin kalimat itu mantra saktimu!"
"Apa kau memakai mantra itu jg skrng?"tanyaku.
Dia kembali tersenyum"Yeah. . .l do!"jawabnya dg nada sedih.
"Hei,setidaknya kalian kaum gay terhindar dr masalah besarnya.l mean,kalian tak harus mndapat resiko dikhianati pd saat telah menikah kan?"selorohku.
"Yeah!Tp kami jg tak akan mungkin dpt menikah,meskipun kami telah menemukan soulmate kami.Smntara kalian para str8t bisa kan?"katanya.
Lagi2 aku terdiam.
"Kami sama sepertimu.Terbuat dari daging dan darah!Kalau kulit kami teriris,kami jg merasakan sakit dan berdarah!Kami jg menangis saat sedih.Sama sepertimu.Terlebih lg,kami jg ingin bisa bersama,berjanji sehidup semati dg orang yg kami cintai.Sama sepertimu.Tp. . . .kau tahu sendiri itu mustahil.Bayangkan saja reaksi ortu mu kalau tiba2 saja kau datang pd mrk dan mengatakan,'Pak,Bu. .aku mau nikah sama cowokku!'.Kalau mrk tak meninggal ditempat,anggap saja kau beruntung"selorohnya.
Aku mendesah pelan,"Ternyata hidup rumit yah?" gumamku.
"Absolutely!Tp hidup jg indah.Meski banyak likunya. Nikmati aja,"tukasnya ringan.
Untuk bbrp saat kami hanya diam.Seperti sama2 mncoba untuk merenungi salah satu liku hidup yg sedang kami tempuhi.Terus terang saja,aku merasa bersyukur dia ada disini malam ini.Krn kata2nya benar2 bisa membuatku merasa sdikit lebih baik.Kemarahanku yg tadinya hampir2 tak tertahankan,sedikit berkurang.Dan baru kusadari kalau aku sedang diam dipantai Legian ini,pada jam2 pagi hanya dg memakai selembar kaos tipis.Tanpa sadar aku bergidik,kedinginan.Aku sdikit kaget saat tiba2 tubuhku diselimuti dg sebuah jaket.
"Pakai saja.Kau bisa masuk angin kalau kau pulang ketempatmu naik motor,hanya dg kaos itu"kata cowok itu.
"Tapi kamu. . . .?"
"Aku bawa mobil.Jd aku pasti baik2 saja,"katanya menenangkan dan bangkit.
"Bagaimana aku mengembalikan jaketmu?"tanyaku.
"Simpan saja!Anggap itu hadiah dr orang asing yg sama2 patah hati.Kau tak mau pulang?"
Aku bangkit dan mengibaskan celanaku yg sdikit tertempel pasir,"Tentu saja pulang" kataku.Dan baru kusadari pd saat kami berdiri,bahwa tinggi kami hampir sama.Hanya saja kulihat badannya sedikit lebih berisi dr ku.Tampak tegap dan gagah.Pasti sering ngegym pikirku.
"Kalau begitu,aku kembali ke mobilku."katanya dan menunjuk ke arah kiri.
"Hei. . .,thanks,"kataku saat dia mulai melangkah,"dan. . . .siapa namamu?"tanyaku yg baru sadar kalau dr td kami belum memperkenalkan diri.
"Sebaiknya tidak perlu,"katanya dg senyum,"Ingat waktu kukatakan kalau lebih aman jk kita bercerita dg orang asing?Jd. . .biarkan saja kita tetap mnjadi asing satu sama lain."
"Kalau kita bertemu lg?"
Dia kembali tersenyum,"Berarti kita berjodoh.Dan mungkin pd saat itu,kita akan saling memperkenalkan diri.Selamat malam,"pamitnya dan melangkah pergi.
Aku memandangnya yg melangkah dg gagah meninggalkanku.Aneh rasanya.Kami telah berbicara banyak hal,curhat dan saling mengeluarkan pendapat untuk bbrp lama tanpa tau nama masing2.Dan juga,dia memberiku jaket yg tampak mahal ini,pikirku sembari memasukkan tanganku kedlm lengan jaket.Agak sdikit kebesaran.Mungkin krn meski tubuh kami sama tingginya,tp dia lebih berisi.Maklum anak kost. Lumayan.Jaketnya keren,pikirku lg dan melangkah menuju motorku.
II

Hari ini aku kekampus dg perasaan yg sdikit ringan.Pertemuanku dg cowok asing semalam benar2 membuatku merasa yakin kalau semuanya akan baik2 saja.Dan aku hrs bisa mengalihkan perhatianku pd hal2 yg lebih positif untukku.Jd persetan banget kalo aku harus ketemu cewek sial itu.Anggap aja dia kentut yg hrs segera kutinggalkan!
"DAVA!!!"
Kulihat Randy,salah satu sohibku melambai dari arah kantin.Dg senyum lebar aku menghampirinya."Traktir ya?"pintaku dan lngsung menyambar sebotol minuman bersoda.
"Kancrut!Nyesel gw manggil elo!"gerutu Randy krn tingkahku.
"Akhir bulan Bro.Kiriman gw belom dateng.Yg kmrn udah hampir ludes.Kalo gw ga ngirit,gw bisa makan angin!"belaku.
Randy yg mengerti akan keadaanku jd tersenyum.Dia sih enak.Bokapnya adalah salah satu pejabat teras di propinsi ini.Kalau masalah duit,dia ga pernah kering.Lha wong dia tinggal bareng ortu.Kalau butuh jg tinggal nodong. Asyiknya,meski dia anak orang berada,dia gak sombong. Anaknya baik banget.Ga jarang dia ngajak aku makan bareng keluarganya yg semuanya berhati emas.Kami sudah berteman sejak kami jd mahasiswa baru di Unud ini.Kemana mana bareng.Hanya saja sejak aku jadian dg cewek sial itu,kebersamaan kami jd jauh berkurang.
"Lo butuh duit?"tanya Randy.Aku yg tau kalau dia bertanya begitu atas niat baik hanya tersenyum.Kalau aku mau,aku bisa saja pinjam uang pdnya.Randy tak akan keberatan.Tp aku tak mau seolah olah aku memperalat kebaikannya.
"Thanks.Belom perlu.Ntar kalo gw udah bener2 kehabisan duit,gw ngungsi aja ke rumah lo.Biar bisa makan gratis,"cengirku.
"Nyokap dari kemaren udah nanyain elo tuh!Apa lagi Tita!Kayaknya mrk lebih sayang ke lo drpd gw,"katanya sedikit menggerutu.
Aku tertawa mendengarnya.Ingat dg Tante Marsya,Mama nya Randy serta Tita adeknya yg masih kelas 2 SMP tp manjanya ga ketulungan.Apa lg sama aku.Selalu gelayutan dan gak mau lepas.Sampai2 dia bilang mau menukar aku yg jd abangnya drpd Randy."Kalo gt,ntar gw pulang ikut elo deh!"putusku yg tiba2 jg jd kangen dg mereka.
"Lho?Tumben?Lo ga ada kencan ma. . . .,"kata2nya terputus dg mata yg terarah pd pintu kantin.
lmelda,cewek sialan itu kulihat masuk dg Achi temannya. Untuk sesaat kami cuma saling diam memandang.Aku bangkit dan menoleh ke Randy.
"Bayar gih makanannya.Kita ke kelas,"ajakku.
Randy dg sigap bangkit untuk membayar makanannya. Bless him.Dia tau kalau aku ingin segera pergi dan dia menurut tanpa banyk bertanya.Benar2 teman yg sulit ditemukan.
"Kita harus bicara,"kata lmelda mendekat.
Aku menatapnya dingin.Bertanya tanya dalam hati,apa sebenarnya yg dulu membuat aku begitu tergila gila pdnya?Krn skrng,aku tak bisa menemukan 1 alasanpun. Perasaanku pdnya benar2 padam!
"Sorry.Lebih baik nggak usah.Krn percayalah,lo gak bakalan suka apa yg nantinya keluar dari mulut gw,"kataku dan segera melangkah keluar dg Randy dibelakangku.
"Kalian putus?"tanyanya tanpa menyembunyikan nada penasaran.
"Yup!"jwbku singkat nyengir.
"Boleh tau knp?"tanyanya lg.
"Dia gw pergokin tidur dg cowok lain!"sahutku tanpa menghentikan langkahku.Tp Randy sontan berhenti bengong saking kagetnya.Aku cm tertawa kecil melihatnya.
"Woi,serius lo?"tuntutnya.
"Yup!Tp ga usah sebarin berita itu.Biar aja itu jd aib yg cuma gw,dia,elo ma cowok pantai semalem aja yg tau"
"Cowok pantai?"tanya Randy dg kening berkerut.
"Panjang ceritanya.Tp ga penting jg buat lo tau!Hayok cepetan ke kelas!"ajakku," Dan gw serius.Jangan sampe ada yg tau knp gw putus!"pintaku lg yg dijawab dg anggukan oleh Randy.Aku tersenyum.Aku memang tak ingin ada yg tau.Bukan cm krn egoku,tp jg ga etis aja ngebayangin kalo aib orang harus tersebar.Apalg kalau hal itu bersumber dari mulutku.
Hebatnya,sebelum kuliah hari itu berakhir,hampir smua teman2 kami dikampus tahu kalau aku dan lmelda putus.Mulanya aku bengong saat bbrp teman bertanya,meminta konfirmasi pdku.Gila!Udah kayak seleb aja! pikirku kecut.Ga nyangka ada banyak orang yg peduli sama hubunganku dg Imel.Hal itu sdikit membuatku tak nyaman.Aku cm mengiyakan saja tanpa mengatakan penyebab putusnya kami.Tp kalau harus mlakukan hal itu lebih dari 20 kali,lama2 empet jg.Jadilah aku balik dari kampus dg muka sdikit kusut.
"Hei. . . . kamu baik2 aja?"tanya Randy saat kami meluncur dalam mobil kerumahnya setelah aku menaruh motorku di kostan.
 "Cape jg Bro kalo gw kudu confirm ma anak2 soal putusnya gw ma lmel.Gila aja mrk!Berasa jd seleb gw hari ini!"gerutuku membuat Randy tertawa.
"Lo ga nyadar kalo lo banyak yg suka?"selorohnya,"Dg putusnya lo ma lmel berarti ada lowongan yg bisa mereka masuki.Jelas aja mrk semangat!"
"Halah! Apaan coba?!" dengusku.
Randy hanya menggeleng dg reaksiku."Coba aja lo sdikit menghargai diri lo.Berkaca deh!Elo cukup pantas untuk diminati,"ujar Randy pelan.
Untuk sejenak aku memandangnya,sedikit kaget oleh opininya."Lo ga naksir gw kan?"tanyaku khawatir.
"Anjrit!Gw masih suka cewek,kunyuk!Najis aja kalo gw kudu pacaran ma lo!"makinya kesel.Aku sontan tertawa.
"Ya kali aja lo diem2 naksir gw.Secret admirer!Eh pas gw nginep,lo ga pernah grepe2 gw kan?Pas gw tidur,lo ga ngelakuin yg macem2 kan?!"tanyaku dg muka serius.
Randy bengong,seolah olah gak percaya kalo yg ngomong barusan adalah aku.Dg jengkel dia melempar kotak tissue yg ada di dashboard pdku.
"Dasar mesum!Songong!Otak lo perlu dicuci biar bersih!!" makinya membuatku ngakak.
Aku tak pernah sadar kalau aku kangen suasana ini.Bercanda dg teman tanpa harus terburu buru krn ada janji dg lmel."Sorry ya Ran.Gw jarang hang out ma elo semenjak gw jadian ma lmel."
Randy tersenyum,"Wajarlah.Namanya aja orang pacaran!Ntar kalo gw udah pnya pacar,mungkin gw jg bakalan sibuk,"ujarnya.Aku yg kini jd bengong dibuatnya.
"Jangan dong Ran!Ntar siapa lg yg mau bantu2 gw.Jangan cuekin gw ya?"pintaku.
Randy nyengir,"Nah,sekarang siapa ya yg sebenarnya jd secret admirer?"tanyanya menggoda.
Karuan aja aku misuh2.Sadar kalo aku dikerjain.Randy terkekeh melihatku.
"Jgn khawatir Bro.Selamanya kita sohib!"ujar Randy saat tawanya reda.
Aku tersenyum.Merasa bersyukur memiliki dia sbg temanku."Thanks,"kataku pelan.


III

Telah seminggu sejak aku putus dari lmel.Dan sebisa mungkin aku berusaha agar hari2ku terus sibuk,shg aku tak memiliki waktu untuk memikirkan sakit hatiku pdnya.Ternyata bukan hal yg mudah.Krn tentu saja,ada waktu dmana aku sendirian.Pd saat2 seperti itu,kilasan2 bayangan tentag imel melintas diotakku.Tiap kali itu terjadi,selalu aku marah.Geram akan pengkhianatan lmel.Apalagi jika teringat akan smua pengorbanan yg aku lakukan.Bukan hanya waktu,tenaga atau kesabaran.Tp jg materi.
Entah sudah brp kali aku harus mengetatkan ikat pinggang/pinjam uang agar aku bisa membelikannya sesuatu,atau sekedar kencan dan makan.Atau nonton. Sebagai anak kost,aku memiliki kemampuan terbatas. Kiriman dari orang tua memang tak pernah telat.Tp hal itu hanya cukup untuk biaya sekolah dan hidupku disini.Kalo ingin nonton atau belanja,aku kudu pinter2 ngatur.Atau nyari penghasilan tambahan.Bbrp kali dalam seminggu aku memberi les pd anak sekolah.Penghasilannya lumayan.Tp saat bersama lmei,hampir setiap bulan saldo bulananku minus.Tp hal itu dg senang hati kulakukan.
Tp skrng,sumpah aku gak ikhlas mengingatnya!
Aku sering misuh2 sendiri bila mengingatnya.Krn itu,aku usahakan,sebisa mungkin aku tidak sendiri.Dan kalau sendiri,sebisa mungkin aku melakukan sesuatu.
Seperti sore ini,aku tak ada kuliah dan sama sekali tak ada kegiatan.Mau kerumah Randy,dia sekeluarga ada acara keluarga.Drpd bengong aku putuskan untuk joging dilapangan Renon.Lumayan untuk cuci mata.
Setelah putar2 bbrp kali,aku duduk dipinggir lapangan,dibawah sebatang pohon sembari melihat lihat.Ada sekelompok orang bermain sepak bola.Bbrp tampak joging.Ada jg yg jalan2 dg membawa anjingnya.Ku lihat bbrp keluarga asyik bermain bersama.
Jadi kangen ma yg dirumah,pikirku sedih.Aku berasal dari Sidoarjo.Tak jauh dr daerah yg sekarang terendam lumpur Lapindo.Berasal dari keluarga sederhana.Keluargaku memiliki sebuah rumah makan yg cukup dikenal.Sore2 begini,biasanya aku bantu2 Bapak dan lbu dirumah makan.Hanya sekedar jaga kasir,atau sesekali iseng masak di dapurnya.Atau kalau tidak,aku gangguin adik cowokku yg biasanya asyik main PS dirumah.
Aku menghela nafas.Mungkin akhir bulan ini aku akan pulang sebentar.
Lamunanku terputus saat seorang cowok tiba2 saja berbaring direrumputan tak jauh dariku.Dadanya naik turun dg gerakan cepat,dan wajahnya sedikit berkeringat.Sebenarnya aku tak terlalu peduli(ngapain coba ngecengin cowok?),sampai aku melihat hidungnya. Cowok itu berwajah putih bersih dan sedikit kemerahan setelah berlari.Dan disisi hidungnya,aku melihat sebuah tahi lalat yg lngsng membuat sensor memoriku bereaksi.
Aku hanya mampu ternganga!
Apa bener dia?!
Cowok itu membuka matanya,dan menoleh kearahku. Sejenak dia tersenyum."Bisa gantian beliin aku minuman?" tanyanya santai,"Aku haus."
Aku sedikit tersentak,"Y-ya.Ten-tentu saja," sahutku sedikit gugup dan cepat2 bangkit mencari ibu2 yg jualan air.Saat aku kembali,cowok itu sudah duduk dg nafas yg teratur.
"Thanks,"katanya dan menyambut air mineral yg aku ulurkan.Dia meneguknya,dan yg bikin aku heran,tanpa sadar aku memperhatikan jakun dilehernya yg putih yg bergerak naik turun saat ia minum.Tanpa mampu kutahan,aku menelan ludah!
Eh,lho?!Gw ngapain sih?!pikirku heran.
"Agung!"kata cowok itu dg tangan kanan terulur.Aku cuma bengong bego melihatnya."Aku pernah bilang kalau aku akan memperkenalkan diri kalau kita ketemu lg kan?Namaku Agung!"katanya lg menjelaskan.
Jadi bener dia! Ngapain gw bengong trs didepan dia sih?gerutuku dalam hati.Kesal pd diriku sendiri dan cepat2 menyambut ulurannya."Maaf.Dava!"kataku mencoba santai.
"Aku jarang melihatmu disini,"ujarnya.
Aku tersenyum kecut.Tidak disore hari,pikirku."Biasanya aku olah raga disini dipagi hari krn aku kuliah siang," jawabku.
"Udayana?"tanyanya.
Aku hanya mengangguk.
"Jurusan?"
"Tehnik Sipil.Semester 3,"kataku lg sebelum dia bertanya.
Agung tergelak,"Pantas ga pernah ketemu.Aku Manejemen Bisnis,semester 5"
"Kita sekampus?!"tanyaku heran.
"Yup!Dan kalau tak salah kita jg sama2 punya jadwal kuliah siang,"tegasnya.
Huh?Dunia benar2 kecil rupanya,pikirku.Siapa sangka kalau kami kuliah ditempat yg sama.Hanya beda jurusan dan level.Aku perhatikan dia baik2.Kesan yg kutangkap malam itu ternyata tak jauh berbeda.Secara fisik,Agung benar2 menarik.Tubuhnya tegap berisi dg kulit putih bersih dan. . . .terawat!Profil dia lebih cocok jd model.Tampilannya bener2 modis dari ujung kaki smp kepala.Bahkan handuk kecil yg ia selempangkan dileher pun memiliki warna yg matching dg t-shirt birunya.Bener2 nyambung deh.Beda bngt ma aku yg cuek dan seadanya.Kulit wajahnya jg mulus dan tampak sehat kemerahan.Apa semua gay benar2 merawat diri dan seflamboyan ini?pikirku. Bahkan saat dia berkeringat sprti skrng,aku bisa mencium bau parfum yg membuatku teringat akan suasana segar daerah datran tinggi.Aku prnh dngr sdikit bgmn pedulinya kaum gay akan penampilan mrk.Dan Agung,mungkin salah 1 contohnya.Tampilannya bener2 enak diliat.Jangan2 orang pikir gw pembokatnya, batinku kecut.
"Jd. . . .gmn kabarmu?Feeling better?"tanya Agung membuat buyar lamunanku.
Aku nyengir mendengarnya,"Baik kok.Terimakasih atas saranmu tempo hari.Aku. . .ga bisa bayangin gmn keadaanku skrng kalo kita ga ketemu.Thank u,"kataku pelan.
Agung kembali tersenyum dan mengibaskan tangannya, "Kamu jg udah bantu aku kok.Malem itu,saat melihatmu aku sadar,kalau aku bukan satu2nya orang yg sedang sakut hati.Bukannya aku seneng kalau kau dikhianati,"tukasnya cepat,"Hanya saja hal itu mengingatkanku bahwa dunia itu luas,hidup masih panjang.Jd konyol kalau aku ngerasa bahwa aku adalah orang yg paling menderita diplanet ini.Aku jg harus berterimakasih pdmu."
"Hitung aja impas,"cengirku lg.
Agung tertawa.
Dan sore itu terlewati dg menyenangkan.Ngobrol dg Agung ternyata asyik banget.Dia tahu banyak hal dan nyambung diajak ngobrol.Kami banyak membahas tentang hubungan antara manusia.Agung jg tak segan mnjawab pertanyaanku tentang homoseksual.Dia menjelaskan dg ringkas,sederhana dan ringan.Fakta yg dia sampaikan sedikit membuatku tercengang akan banyaknya hal yg tak ketahui.Menurut Agung banyak jg anak Udayana yg gay.Bbrp diantaranya bahkan orang2 yg dlm pandanganku terlihat sngt str8t.Tp ternyata sudah come out as gay.
Aku memang sdikit tahu kalau ada gay bar di Bali.Tp seumur umur aku belum pernah kesana.Dan tak ingin kesana.Mungkin benar apa yg Randy bilang kalau aku orang yg acuh.Aku memang tak begitu peduli pd hal yg tak berhubungan dg ku.Krn kupikir selama mrk tak merugikanku/orang2 disekitarku,aku tak mau ambil pusing.Lagipula ngapain aku ngurus urusan orang lain sementara hidupku sndiri belum beres.   
Lucunya Agung mengaku kalau dia tidak pernah memiliki hubungan dg salah satu anak kampus.Too complicated, alasannya.Bahkan anak2 kampus yg ia tahu gay,jg tak pernah dia akrabi.Hanya sekedar kenal dan say hi.Dg kata lain,dia belom pernah memproklamirkan diri sbg gay dikampus.Bbrp orang mungkin tahu,tp yg jelas dia tak ingin kehidupan pribadinya mempengaruhi tempat ia belajar.Pernah ada bbrp orang yg mencoba mendekatinya. Tp Agung tdk menanggapi.Seperti yg ia bilang,too complicated.
Tak terasa,sore itu mulai menggelap.Kami pun beranjak untuk pulang,dan berjanji untuk joging bareng esok pagi.


IV


Tapi sialnya,pagi itu maag ku kambuh!
Sejak bangun tidur perutku mulas gak karuan. Kemaren,sejak siang, tdk makan.Jd efeknya baru terasa.Jd aku segera mengisi perut dan minum obat lalu tidur2an. Namun mau tak mau aku jd kepikiran soal Agung.Jgn2 dia mikir yg enggak2 lg.Kami udah janjian tp aku tak datang.Aku gak pengen dia berpikir yg salah.Kalau saja aku tahu no hp nya,aku bisa kirim pesan.
Sial!
Akhirnya aku memutuskan untuk mencarinya dikampus siang nanti dan memberikan penjelasan.
Aku meminta Randy untk menjemputku di kost an krn sprtinya aku tak mungkin membawa motorku.Perutku masih terasa melilit.
"Knp Va?Muka lo agak pucat?"tanyanya khawatir saat kami melaju ke arah kampus.
"Maag gw kambuh,"sahutku sdikit meringis.
Randy mendecak kesal."Pasti lupa makan lagi.Ngapain aja sih kmrn?Kebiasaan lo.Trs knp gak istirahat aja di kostan?Udah minum obat?"tanyanya.
"Udah Maaaaak!Gw ada perlu ma seseorang.Eh anak jurusan manejemen bisnis ntar ada jadwal ga?Lo tau gedungnya?"tanyaku.
"Gak tau sih.Tp gw punya kenalan anak bisnis semester lima.Mau gw tanyain?"
"Hah?!Yg bener?Kebetulan bgt!Orang yg gw cari jg semester 5.Siapa Ran?"
"Anak temen Bokap gw.Ntar gw telepon!"kata Randy dan membelokkan mobil,masuk kekampus.

Aku celingukan melihat orang2 disekitarku,tp tak kutemukan sosok Agung.Randy yg tdnya mau nemenin malah dipanggil sama anak2 klub fotografi.Ntah apa yg mrk ingnkan.Jd drpd nunggu bengong,aku putuskan untuk pergi sendiri.Dan berjanji pd Randy untuk meneleponnya kalau urusanku beres.Kuliahku sendiri sudah selesai.Kalau gak salah ini gedungnya.Mana sih tuh anak,gerundengku dalam hati krn belum menemukan sosok Agung.
"Eh Mas,maaf.Kenal sama Agung ga?"tanyaku pd seorang cowok yg melintas didepanku.Cowok berkaca mata itu berhenti dan memandangku sejenak.
"Agung siapa ya?"tanyanya dg logat Bali yg kental.
"Waduh,ga tau tuh Mas.Pokoknya namanya Agung anak bisnis semester 5,"jelasku lg.
"Kalo cuman namanya Agung,banyak.Apa lg anak Bali.Tp kalo yg semestdr 5. . . .,coba liat digedung yg ujung itu.Mungkin saja ada"katanya menunjuk pd gedung paling ujung sebelah kanan.
"Makasih Mas,"kataku dan cepat2 ngeloyor pergi.
Ruangan itu hanya terisi oleh bbrp orang.Sepertinya kuliahnya sudah selesai krn suasananya terlihat santai.Bbrp orang tampak berdiskusi.Dan aku hampir saja tak melihat sosok yg duduk menyendiri dipojok ruangan. Agung tengah konsen mencatat sesuatu dibukunya.
Cepat aku menghampiri,"Hai. . . .,"sapaku.
Agung mengangkat muka dan sedikit kaget saat melihatku.Dia membetulkan letak kacamata nya.Dan kembali aku salut atas penampilannya.Nih orang pantesnya emang jd model aja.Kacamata yg ia pakai membuatnya terlihat lebih kalem dan bergaya."Ada apa?" tanyanya tak menutupi keheranannya.
"Aku mau minta maaf.Td pagi,maag ku kambuh.Jd. . . aku gak bisa menuhin janji buat joging bareng,"kataku.
Sejenak dia cuma tertegun menatapku,"Skrng gmn?Enakan?"tanyanya.
"Mendingan.Aku cm sedikit kepikiran td.Takutnya kamu mikir aku ga datang krn. . .,"aku tak meneruskan kalimatku.
Agung tertawa kecil,"Sempet kepikiran jg sih!Kukira kau ketakutan"
Aku meringis,"Enggak lah!"
"Kamu sudah maka siang?"tanya Agung seraya membereskan buku2nya.
"Belum sih,tp. . . ,"
"Ku traktir.Ayo. . .,"ajaknya dan mendahuluiku.Aku yg semula ragu akhirnya mengikutinya.
Agung berhenti disalah satu kantin yg berada di belakang gedung kelasnya.Jelas dia sudah sering kesana,krn sang pemilik kantin itu menyapanya dg akrab.Aku belul pernah ke tempat ini.Krn dekat gedung fakultasku jg ada bbrp kantin yg berderet.Sepertinya sih masakannya ga beda jauh jenis2nya.
"Kamu ambil aja apa yg kamu mau.Disini self service,"ujar Agung dan langsung mengambil sebuah piring.
Aku kembali mengikutinya,dan akhirnya memilih bbrp masakan yg mengundang seleraku.Kami duduk didekat pintu masuk.Dan suara klakson sebuah mobil membuatku inget akan Randy.Jd kukeluarkan ponselku dan mengirimkan pesan.Bertanya kira2 brp lama lg dia akan selesai.
"Kamu udah punya janji?"tanya Agung memandangku.
"Enggak!Cuman,hari ini aku nebeng temenku.Dia td dipanggil temennya dr klub fotografi.Cuman nanya kira2 brp lama lg dia akan selesai,"jawabku.Tak brp lama jawaban Randy kuterima.Intinya dia masih belum tahu kpn dia akan selesai.
"Gmn?"
"Dia gak tahu kapan.Sepertinya aku masih punya banyak waktu,"ujarku sedikit menggerutu dan kembali menyantap makananku.
"Untung aku dong,"cengir Agung yg kubalas dg senyuman.Kami makan sambil sesekali ngobrol.Yg bikin aku tengsin,ditengah tengah asyiknya kami ngobrol,tiba-tiba saja perutku bunyi.Alis Agung terangkat sebelah.
"Maaf. . .,"pintaku,"Sepertinya perutku belum siap menerima makanan berat,"kataku.
"Ya ampun!Knp ga blng?"sergah Agung.
"Ga papa kok Gung.Eehmmm. . .ada wc ga?"tanyaku lg,meringis.
Agung segera bangkit dan bertanya pd pemilik kantin. Beliau membolehkanku untuk langsung ke belakang. Setelah mengucapkan terimakasih,aku langsung aja menghambur.
Pheeeeeeww. . .!
Aku menghela napas lega setelah aku bisa nangkring di toilet.Bener2 ga keren deh.Masa asyik2nya ditraktir ma Agung,perutku berontak.Malu2in aja!Dalam hati aku ngedumel.Bbrp saat kemudian kudengar suara Agung yg megatakan bahwa dia telah membeli obat untukku.Aku cuma mampu nyengir dan mengucapkan terimakasih.
Yang membuatku heran,setelah itu kudengar Agung bercakap2 dg seseorang dg nada yg kaget dan marah!Aku mencoba mendengarkan dg seksama.Tp mrk berbicara dg nada tertahan.Aku masih bisa menangkap kesan marah dlm percakapan mrk.Sepertinya mrk sedang adu argumen tentang sesuatu.
Aku cepat2 menyelesaikan hajatku dan keluar.Kudengar suara Agung yg sedang berbicara dg seseorang dg nada tegang dari arah samping.Mrk bicara dibelakang kantin. Aku mendekat ke pintu belakang untuk melihatnya.Kali aja Agung butuh bantuanku.
Kulihat dia sedang ngobrol dg seorang lelaki yg mengenakan jas.Sepertinya seorang pekerja kantoran. Laki2 itu memegang tangan kanan Agung.
"Lepasin!"sergah Agung marah dan coba menarik lepas tangannya.Tp laki2 itu menahannya.
"Jgn kekanak kanakan Gung!Knp sih kamu ga bisa rileks aja.Steve itu bukan siapa2.Kami cuma rekan kerja.Dia berada disini hanya untuk satu minggu.Dan aku yg harus menemaninya disini.Krn itu aku gak ada waktu buat jalan dgmu.Kamu kudu ngerti dong!Itu kan tugas kantor!"kata lelaki itu mencoba membujuk.
"Rekan kerja?"tanya Agung dg nada sinis.
"Iya.Gak lebih.Sekarang dia udah balik ke Australia.Tugasku sudah selesai,dan kita bisa santai lg.Jangan marah dong,ya?"pintanya lg.
Agung mendengus keras."Jangan pikir aku terlalu bodoh An!Aku tahu apa hubungan kalian!"desis Agung marah.
"Maksudmu?!"
"Aku melihatmu di Deja Vu malam itu!"kata Agung dingin.Aku yg mendengar langsung paham siapa lelaki berpakaian rapi itu.
"Yeah,so?Aku hanya menemaninya untuk sdikit menghiburnya.Wajar kan?Dia tamu disini."
"Apa menciumnya jg termasuk caramu menghibur?"selaku yg tak tahan mendengar lelaki tengil itu.
Mrk sedikit terkejut dg kemunculanku.Agung sndiri kembali mencoba menarik lepas tangannya,tp lelaki itu tetap menahannya.
"Apa maksudmu?Siapa kau?"tanyanya tajam.
"Kalau kau tahu diri,kau akan segera pergi dari sini,"kataku sinis."Malam itu,Agung melihatmu berciuman dg orang yg kau bilang rekan kerjamu td.Dia melihat semuanya," kata ku datar.
Raut wajah lelaki itu sedikit berubah.Cepat dia berpaling pd Agung,"Gung,hal itu ga berarti apa2.Aku gak ada hubungan dg Steve.Aku sayang ma kamu!"katanya.
"Andhika!Aku gak peduli kamu ada hubungan apa dg si Steve itu.Krn aku sudah putuskan untuk tidak berhubungan dgmu lg.Jd terserah kamu mau ngapain.Aku gak mau tahu.Lepasin tanganmu!!"kata Agung keras.
"Gung,kamu dengar dulu!Aku sayang sama kamu!"
"Lepaskan Agung!"perintahku dingin.Dr td si Andhika ini benar2 membuatku gemas ingin memukulnya.
"Kau!!Pergi dari sini.Ini antara aku dan Agung.Kamu gak ada urusan disini!"
Dg gemas aku melayangkan tinjuku pdnya!Dia jatuh tersungkur shingga pegangannya pada Agung terlepas.Dg cepat aku menarik Agung,memeluknya dg sikap posesif.
"Sekarang jd urusanku.Krn Agung adalah milikku.Kamu gak pantas untuknya!Pergi dari sini sekarang,atau kau akan langsung mampir ke rumah sakit bgt kau keluar dari tempat ini!"ancamku dan menatapnya tajam!
Untuk sesaat dia hanya mampu terperangah memandang kami berdua."Kalian. . . .?"
"Ya!Sekarang Agung milikku,"kataku dan menarik pinggang Agung untuk lebih mendekat pdku,"Jd cepat tinggalkan tempat ini!!"
Andhika bangkit dan menatap Agung"Hanya dalam waktu seminggu kau sudah melupakanku?"tuntutnya pd Agung.
"Kau tidak layak untuk dipikirkan Andhika!"serobotku kesal,"Agung cukup pintar untuk mengerti bahwa memikirkanmu,hanya akan membuang-buang waktu dan energi!"
Wajah Andhika makin memerah.Dia meludah!Kemudian dg cepat dia berlalu dg gerutuan kesal.
Begitu dia pergi,aku segera melepas peganganku pd Agung dan sedikit menjauh."Maaf!Tp . . . . aku tak tahan melihatnya!"kataku.Agung tak menjawab.Kulihat dia hanya mampu terpaku diam membuatku tersipu.Mungkin aku td keterlaluan,pikirku.
"Aku tak percaya kau melakukannya,"gumam Agung pelan.
"Maaf.Aku td bertindak impulsif dan. . .,"kalimatku terpotong oleh tawa keras Agung.Jelas aku bengong dg reaksi anehnya.Dia tertawa begitu keras sampai tubuhnya terbungkuk bungkuk.
"Apa?"tanyaku bingung.
Agung mengusap sudut matanya,masih terkekeh."Kamu liat gak tadi mukanya?!Benar2 menggelikan!Aku benar2 tak percaya kau mengaku kalo kita sudah jadian."
Aku meringis kecut,"Hanya itu yg terpikir olehku!"kataku.
Agung cuma menggeleng dan kembali tertawa kecil."Thank you."
Aku mengibaskan tanganku,"You've helped me first,"kataku cepat."Ga usah dibahas lg!"
Agung tersenyum,"Oh ya.Obatmu!Cepat minum!"kata Agung dan mengangsurkan sebotol obat maag untukku.
"Thanks,"kataku dan menerimanya.
"Belum ada kabar dr temenmu?"tanya Agung yg kujawab dg gelengan."Mau ku antar?"tawarnya.
Sejenak aku menimbangnya dan akhirnya mengangkat bahu.Why not?!Agung tersenyum dan memberiku tanda untuk mengikutinya.Begitu didalam,kami disambut oleh Bapak pemilik kantin.
"Mas Agung gak papa?Td kami dengar suaranya!"kata beliau.
DEGH!!
Hatiku langsung mencelos!Aku menatap ke wajah2 di sekelilingku yg menatap aku dan Agung dg tatapan aneh. Sial!!Apa mrk td mendengar apa yg kukatakan?pikirku panik.Jangan2 mrk berpikir kalau aku dan Agung. . . . .
Aku tak mau memikirkan kelanjutan dari kalimatku td.
"Kami nggak papa Pak.Saya pulang dulu.Va?"ajak Agung dan berlalu dg cepat.Aku buru2 mengikutinya.


V

Untuk bbrp lama,kami melaju dg mobil sedan Agung dlm diam. Baik aku/Agung sama2 sibuk dg pikiran kami masing2.Kejadian td benar2 diluar dugaan.Siapa jg yg nyangka kalo player tengil Andhika berani muncul di kampus.Aku sdikit menyesalkan hal itu,krn aku tahu kalau Agung belum officially come out sbg gay dilingkungan kampus.Dg kejadian tadi,sepertinya dia sudah memproklamirkan dirinya scara tidak langsung.
"Kamu. . . .nggak apa-apa?"tanyaku pelan.
"Huh. . ..?Apa?"tanya Agung balik.
"Kamu. . . .gak apa2 dg kejadian td?Sepertinya sbntr lg, semua orang dikampus akan tahu kalau kau. . .gay," kataku pelan.
Agung diam.
"Kamu mungkin gak bakalan sedamai kmrn2 lg.Si sialan Andhika. . .,"
"Knp kamu malah musingin aku?"tanya Agung bingung.
"Lho,kan kamu sndiri yg blng kalau kamu ga come out dikampus krn kamu gak suka kalo urusan pribadimu terusik disana!"
Untuk sejenak Agung hanya menatapku tak percaya. Kemudian dia malah tertawa kecil dan menggelengkan kepalanya."Apakah kamu selalu lebih perduli dg orang lain drpd kepentinganmu sndiri?"gumamnya heran. "Bukankah sebaiknya kau harus lebih peduli akan reputasimu?Dava,kau sadar kalau td,kau dg lantang mengatakan bahwa kita sudah jadian?!"
Ganti aku yg terbungkam.
"Kalau toh nantinya anak2 kampus tahu bahwa aku gay,itu memang sesuai dg fakta.Tapi kamu. . . . ."Agung tak meneruskan kalimatnya.
Aku tak memikirkan kemungkinan itu.Td aku hanya ingin menyingkirkan Andhika.Aku hanya tahu kalau aku harus membantu Agung.Sama sekali tdk terfikir kalau nantinya orang2 akan menganggapku sbg pacar Agung.Aku menggaruk kepalaku yg tidak gatal."lya jg.Td aku bilang kalau kita jalan ya?"gumamku bego.
"Ap` yg harus kita lakukan nanti untuk mengembalikan nama baikmu?"ujar Agung dg nada ngambang.
Aku tak bs menjawabnya.Aku sudah pernah digosipkan bbrp kali.Dan kebayakan aku tahu bgmn menghadapinya. Tp kalau dikabarkan sbg penyuka sesama jenis,itu hal yg baru bg ku.Akhirnya aku cuma mendesah,"Sudahlah!Ga usah dipikir,"putusku.
"Maksudnya?"tanya Agung dg sebelah alis terangkat.
"Biar saja kalau memang ada yg menggosipkan sprti itu. Aku gak mau ambil pusing.Orang2 yg mengenalku pasti tahu kalau hal itu tak benar.Males pusing2,"gerutuku.
Agung diam sejenak,"Kalau kau yakin,"putus Agung akhirnya.

VI

Gosip itu ternyata benar2 menyebar dg cepat.Yg pertama kelabakan tentu saja Randy.Dia langsung menyeretku begitu aku muncul dikelas.Kukatakan pd nya kalau aku cuma membantu Agung yg dikejar-kejar oleh gay sinting bernama Andhika.Bahwa semua yg terjadi kemarin hanya sandiwara untuk membebaskan Agung.Randy percaya pdku tanpa perlu kuyakinkan dua kali.
Tp kejutan yg tak mengenakkan adalah ketika aku kembali kekelas,dan dihadang oleh lmelda.
"Katakan itu tidak benar?"tuntutnya langsung membuatku mendengus keras.
"Nggak penting!"tukasku cepat dan melewatinya.Tp lmel menangkap tanganku dan menyentakkannya dg kuat shg aku kembali berbalik menghadapnya.
"Emang kamu gak bisa mikir dg bener ya?Segitu hebatnya sakit hatimu sampe2 kamu memutuskan buat pindah orientasi seks?!"cerocosnya keras.
Aku sampe ternganga saking terperangahnya.Anjing!Pede amat dia!Jd dia pikir aku jd gay hanya gara2 dia selingkuh?! BUSYET!!Aku sudah hendak nyolot saat kudengar suara derap kaki mendekat.
"DAVA!"panggilan Agung langsung terbungkam saat dia melihat kami yg berdiri dg tegang.Hanya butuh bbrp detik baginya untuk tahu kalau dia datang pd saat yg tdk tepat.
"Dia kan?!"tuntut lmelda dg suara keras."Dia yg bernama Agung,pacarmu skrng?!Apa otakmu sudah gak beres?!"
"Maaf.Tolong dengar. . . ,"
"YA!!!"teriakku keras memotong kalimat Agung. Kemarahanku menggelegak dg keras krn perkataan imelda yg menusuk."Dia yg bernama Agung yg kemarin aku sebut sbg pacarku.Dan aku LEBIH MEMILIH DIA drpd cewek sialan tak tahu diri sepertimu.PAHAM?!Dan apa yg kulakukan dg hidupku,BUKAN URUSANMU!!!Urus saja dirimu sendiri!"teriakku dg murka.Lalu dg kesal aku berbalik mendekat ke Agung dan meraih tangannya."Ayo!Kita pergi!"ajakku dan menyeretnya untuk mengikutiku.
"Tapi Va?!"
Aku tak memperdulikannya dan trs menariknya.Telingaku berdenging saking marahnya.Aku benar2 hrs menjauh dari tempat ini,krn aku yakin,kalau tidak,aku akan melakukan sesuatu yg akan kusesali.Jd lebih baik aku pergi.Aku trs menyeret Agung yg paham untuk tidak menyelaku.Dia menurut saja,mengikutiku ke arah kantin.Ada bbrp orang yg kami lewati tampak memperhatikan kami.Aku tak memperdulikannya.
Tp hari ini sepertinya aku benar2 sial.Sebelum aku mencapai kantin,aku berpapasan dg cowok yg kutemukan telanjang diranjang bareng imelda.Dia memandangku dg sinis.
"Wah. . . jd benar?!Kau sudah jd bencong skrng.Pake gandeng tangan segala,"sindirnya dg senyum tengil.Bbrp orang yg disekitar kami jd tertarik mendengarnya sehingga mereka mulai memperhatikan kami.Kuharap dia segera diam,krn skrng ini aku benar2 diambang batas kesabaranku.
"Tutup mulut dan pergi!"desisku tajam.
"Ups!Sorry!Eh kalau mau,aku kenalin sama temen cowokku yg. ."
Aku sudah berteriak keras dan menghambur untuk menghajarnya.
Benar2 menyenangkan!Ketika bogem,tendangan dan sikutanku menghantamnya terasa sungguh nikmat.Dia tentu saja melawan,tp aku hampir-hampir tidak merasakan pukulannya.Dg gemas trs kulayangkan pukulanku.Agung mencoba untuk menghentikanku.Tp dg mudah aku dorong minggir.Aku hampir tak menyadari apa yg terjadi setelah itu.Yg jelas tubuh ku ditahan oleh bbrp orang dan aku diseret pergi meski aku sudah berontak sekuat tenaga krn kulihat cowok itu masih sanggup bergerak.

Aku sedikit berdesis saat Agung meneteskan obat itu ke buku2 jariku yg sedikit berdarah.Dia tak memperdulikanku.Malah seperti dg sengaja menekan-nekan kapas itu dg kuat ke lukaku.
"Kamu sebenernya mau mengobati atau nyakitin aku sih?!"gerutuku kesal.
"Nyakitin!Biar kamu sadar!"sahutnya cuek sembari menotolkan kapas itu kesudut bibirku luka.Aku berteriak kecil saking perihnya.
"Sakit!"raungku dan menelengkan muka saat ia kembali hendak melakukannya.
"Lho?Udah bisa ngerasain?Ga kesetanan lg?"tanyanya cuek seraya menotolkan kembali kapas basah itu dan dg sengaja menekannya dg keras.Karuan saja aku kembali meraung kesakitan.
"Kelihatan banget ga niat bantuin.Sini!Biar aku sendiri"gerutuku.
"Jangan bergerak!"bentak Agung dan dg cuek kembali mengobatiku."Kamu seneng bikin heboh.Untung aja pihak kampus cuma memberimu peringatan krn banyak saksi yg mendukungmu.Krn kalau enggak,kamu bisa dikeluarkan,"omelnya.
Aku tertawa kecil,"Yeah!Aku beruntung.Siapa sangka kalau cowok tengil itu ternyata tidak begitu disukai.Jd orang2 lebih suka mendukungku,"cengirku senang.
"Itu gak berarti kamu boleh menghajarnya!"bentak Agung lg dan memukul luka ditanganku,membuatku meringis kesakitan.
"Hei!Aku sudah memintanya diam.Dia aja yg suka bikin gara2!"dengusku kesal.
Agung menghela nafas."Takutnya skrng orang2 dikampus akan makin membicarakanmu.Ingat kalau td kau menyeretku?Dan fakta bahwa kau menghajar cowok td krn dia menghinamu sbg seorang gay?Sepertinya kau sudah memberi sdikit bukti tambahan kalau memang ada apa2 diantara kita,"gerutu Agung sembari menempelkan pembalut luka ditanganku.
"Kalau untuk teman2 dikelas td sih,sudah gak ada masalah!Aku sudah mejelaskan ke mereka"
Celetukan itu berasal dari pintu kamar kostku.Randy nyengir dan masuk lalu menggeleng,mendecak melihat luka2ku.Kulihat dia membawa sebuah bungkusan plastik besar.
"Keren nggak?!"tanyaku bangga."Udah lama lho gw ga punya luka gara2 berantem,"selorohku lg tp langsung berjingkat kaget saat Agung kembali menempelkan plester  ke lukaku disertai pukulan ringan.
Randy tertawa kecil."Td si lmel nangis lho!"lapornya dan duduk disebelah pembaringan.
Aku mendengus."Jelas aja!Cowoknya gw hajar,"kataku cuek.
Sesaat Agung dan Randy tampak kaget.
Aku cuma tersenyum."Dia cowok yg gw temuin seranjang ma si Imel!"jelasku lg.
"Pantes. . .,"gumam Randy setelah terdiam bbrp saat.
"Ga heran kamu kesetanan!"gerutu Agung sembari membereskan obat2an.
"Eh maaf.Kita belom kenalan.Randy!"kata temenku itu dan mengangsurkan tangan.
Agung tersenyum."Agung!"jwbnya.
Pemahaman segera muncul diwajah Randy,"Ooooh. . . pantes kamu dikejar-kejar ma cowok gay sinting itu.Kamu terlalu cakep dan kelimis sih,"gumamnya pelan.Karuan aja aku ngakak mendengarnya.Agung hanya mampu mesem sedikit tersipu dan memandangku heran.
"Aku emang sedikit ngejelasin sama Randy soal aku bantu kamu nyingkirin si Andhika sinting itu,"jelasku.Agung hanya mengangguk tanda mengerti.
"Lo ga butuh apa2?"tanya Randy.
Aku menggeleng."Thanks Bro."
"Ya udah gw cabut dulu.Nih gw bawain makan ma buah2an.Gung,sorry.Tp gw cuma bawa nasinya satu bungkus," kata Randy.
Agung tersenyum,"Nggak papa!"
"Ya udah.Gw cabut mo nganter nyokap!"pamit Randy.
"Sip.Thanks!Salam aja n jangan bilang ke beliau kalo gw habis berantem ya?"kataku.
"Knp?Takut diomelin?"goda Randy yg ku jawab dg cengiran."Besok gw jemput?"
"Ga usah Ran.Biar aku aja yg jemput Dava!"ujar Agung yg sedang membuka nasi bungkus yg dibawa Randy."Hitung2 balas jasa!"imbuhnya lg.
"Ok deh!"sahut Randy dan pergi.
"Sebenernya ga perlu Gung,"kataku pdnya yg beranjak mengambil sendok dan piring.
"Gak papa Va.Ayo makan!"katanya dan mengulurkan sendok untuk menyuapiku.Jelas aja aku bengong.
"Biar aku makan sendiri deh!"kataku.
"Tanganmu masih kaku baru diplester.Nurut aja knp sih?Lagian,kita kan udah jadian?"goda Agung nyengir.
"Sinting!"gerutuku yg akhirnya menurut dan membuka mulut untuk ia suapi.


VII


Sejak itu hubunganku dg Agung makin erat.Aku nyaman dan senang bersamanya.Hampir tiap hari kami berangkat dan pulang bersama.Kadang2 bertiga bareng Randy.Dg Agung aku bs merasa nyaman meski kadang dia bisa jd sdikit cerewet.Apa lagi kalau melihat kamar kostku pas berantakan.Buku bertebaran.Kaos kotor dimana mana. Atau peralatan makan yg menumpuk belum kucuci. Dia pasti ngamuk.Ngomel2 sembari membereskannya. Anehnya aku senang melihatnya.Senang mendengarnya ngomel tentang betapa jorok n berantakannya aku.Malah kadang ku sengaja.Kalau tahu dia mau datang,kamar kost aku bikin jadi berantakan meski tadinya rapi.Sepatu ma kaos kaki aku lempar.Baju yg udah terlipat rapi dilemari aku keluarin.Atau buku2 yg sengaja aku gerantakin.Dan tentu saja,saat dia datang dia lngsng ngamuk sembari beres2.Lucu bgt melihatnya.
Kadang kami pergi jalan-jalan atau nonton bareng.Atau bertiga bareng Randy.Sesekali berempat bareng Wina.Cewek Randy.Mereka baru aja jadian.Suka bikin sirik krn sering banget Randy seolah olah pamer kemesraan didepan kami berdua.Tapi aku tak mau kalah.
Saat mereka berdua bergandengan tangan,aku langsung menggandeng tangan Agung dan beraksi tak kalah mesra didepan mrk.Kalo pas makan bareng,Randy suka main suap2an sama Wina.Dg cuek aku minta disuapin jg sama Agung.Tp pernah dg sengaja Randy mencium kening Wina didepan kami,lalu menoleh pdku dan Agung, menantang kami untuk melakukannya.Jelas aja aku misuh2 krn gak mungkin aku mencium Agung.Tp Agung dg cuek langsung mencium pipiku dg suara cipokan keras. Sontan aku ngamuk smntara Wina dan Randy ngakak.
Dalam keadaan biasa,mungkin aku bakal iri pd Randy dan Wina.Tp bersama Agung,aku merasa baik2 saja.Dia melengkapi kekurangan yg aku rasakan.
Dan aku jg semakin mengenal dan memahami Agung.Dia anak ketiga dalam keluarganya.Dua kakaknya,satu cowok dan cewek, telah menikah dan tinggal sendiri bersama pasangan mrk.Ayah Agung seorang Dokter ahli bedah yg cukup terkenal disini.Smntara ibunya seorang ahli kandungan.Dua kakaknya jg Dokter.Cm Agung aja yg jd pemberontak,gak mau ikutan kuliah kedokteran dan lebih memilih belajar dunia bisnis.
Kedua orang tua Agung adalah orang2 sibuk.Tak jarang mrk pergi keluar kota selama bbrp hari.Rumah Agung yg besar lebih sering sepi.Krn itu dia sering main bareng aku dan Randy.Gak jarang dia jd males pulang.Kadang dia lebih sering menghabiskan waktu dikostan ku sampe malem.Dan baru pulang saat dia mulai ngantuk.Aku pernah bbrp kali bertemu dg ortu nya.Dan mrk benar2 orang yg baik.Mrk sangat menyayangi Agung.Tp krn kesibukan,mrk jarang sekali bs menemaninya.Mrk bilang kalau mrk senang aku bs berteman dg Agung.Krn sejak kedua kakaknya menikah,Agung jd super kesepian.

"Jd liburan ini kamu balik Va?"tanya Agung yg sedang tiduran di kasur.
"Yup.2 hari lg aku berangkat.Kangen Gung sama orang rumah,"jawabku tanpa megalihkan mataku dari layar laptop ku."Aku udah beres packing kok.Motorku jg udah aku titipin ke rumah Randy,"sambungku.
"Oleh2nya jangan lupa ya?"kata Agung.
"Sip lah.Ntar sms aja kamu mau dibawain apa,"jawabku.
"Ikut aku yuk?!"ajak Agung yg tiba2 saja telah berdiri disampingku.
"Kemana?Aku capek Gung"katakuku dan segera log out.
"Kerumah.Sekalian kamu ambil buah2an yg bisa kamu pake buat bekal pulang ntar."
"Tante sama Oom keluar kota lg?"tanyaku dan mengambil jaketku.Jaket yg sama yg ia berikan saat pertama kali kami bertemu.
"Udah dari kemaren,"jawab Agung singkat.
Tak lama kami meluncur menuju rumah Agung yg berada tak jauh dari lapangan Renon.Sebuah kompleks perumahan elit yg bbrp penghuninya adalah orang2 asing.Seperti biasa,rumah Agung yg megah tampak sunyi. Dua orang satpam yg berjaga segera membuka pagar untuk kami."Kamu langsung kekamar.Aku mau minta Bibi buat bikin jus jeruk,"kata Agung.
"Eh Gung,kalau boleh sekalian aku mau mandi ma air hangat ya?Kayaknya enak tuh buat ngilangin capek"ujarku yg tiba2 punya ide.
"Kalo gitu sekalian nginep aja ya?"tawar Agung saat kami naik ke lantai dua menuju kamarnya.
"Eeeeeeuuhh. . . . aku gak bawa baju ganti Gung,"kataku sedikit beralasan.Meskipun kami akrab,belum pernah sekalipun aku menginap dirumahnya.Aku selalu menolak saat diajak,meski yg menawari itu Oom dan Tante,ortu nya Agung.Ngeper aja.Serasa rakyat jelata yg diundang nginep di istana.Dan lg mrk beragama Hindu.Yg nota bene dlm ajaran mrk ada tingkatan2 kasta.Aku gak tau gmn mrk memandangku,tp aku sendiri merasa berada dalam kasta dibawahnya.Minder abis lah!
"Ck. . . . kebiasaan deh.Pake bajuku kan bisa.Pokoknya malem ini kamu nginep.Jangan kuatir,aku bakal jd host yg baik,"putus Agung.Dan bgt kami masuk kekamarnya,dia lngsng menuju closet besarnya.Dia mengeluarkan satu stel piyama yg terbuat dari katun.
"Kamu pake ini aja buat tidur.Jadi mandi pake air anget?" tanyanya.
"Iyalah!"kataku dan mengambil piyama itu.Nanti aku akan langsung ganti baju dikamar mandi.Aku tak pernah ganti baju didepan Agung.Gak enak aja,apa lg dg fakta bahwa dia gay.Agung sndiri tak pernah menanyakan hal itu.Jd kurasa dia mengerti.
"Ya udah.Aku ke bawah dulu.Kamu mau jus jeruk atau susu aja?Kalo pengen tidur nyenyak,susu lebih bagus," tawar Agung.
"Boleh deh," sahutku nyengir dan langsung nyelonong ke kamar mandi.
Mandi air hangat benar2 membuatku nyaman.Otot2 ku yg serasa sdikit tegang krn ujian bbrp hari kmrn jadi sedikit rileks.Kemewahan sprti ini tak bisa kudapatkan di kost an murahku.Mau capek kek,hawa dingin kek,panas kek,mandinya tetep aja pake air yg ada di kamar mandi itu. Mana mau induk semangku memasang water heater.Jd kesempatan kali ini mau aku gunakan sebaik-baiknya. Entah sudah brp lama aku berada di dalam.Saat merasa cukup puas,`ku segera keluar dr shower dan mngeringkan tubuhku dg handuk yg kuambil dari lemari kecil disebelah wastafel.Piyama Agung sdikit kegedean untukku.
Saat keluar kamar,aku sedikit kaget saat menemukan Agung yg sedang santai duduk diujung pembaringan seraya mengusap kepalanya yg basah dg handuk.Apa lagi saat itu dia hanya memakai celana tidurnya saja.Dadanya yg terbuka tampak penuh dan tegap.Kulitnya yg putih mulus membuat dua lingkaran merah didadanya terlihat jelas.Dua lingkaran merah itu tampak bergerak naik turun saat dia menarik nafas.Tanpa sadar aku menelan ludah. Dan tiba2 saja aku tersipu dan langsung membuang pandanganku ke arah layar plasma yg sedang menayangkan sebuah video musik.EDAN!!!batinku. Ngapain coba aku sampe nelen ludah melihatnya?!
"Busyet deh!Betah amat didalam,"sindir Agung.
"Kesempatan!"jawabku,"Kan jarang2an aku bisa mandi pake air anget,"sambungku lg dan duduk diujung bawah tempat tidur Agung yg gede.Mencoba berada sejauh mungkin darinya.
"Susumu sampe dingin.Minum,"kata Agung sudah ada disebelahku dan mengangsurkan segelas susu.
Aku menerima susu itu tanpa melihatnya dan langsung menandaskannya.Agung sendiri melangkah ke meja riasnya.Gak tau mau ngambil apa.Knp dia ga pake baju sih? gerundengku dlm hati.Mataku masih tertancap pd layar tv yg sedang menayangkan salah satu klip lama dari Lauryn Hill,can't take my eyes on you.
"Sini Va!"pinta Agung yg sudah kembali duduk ditempatnya td.Dia menepuk pahanya yg dialasi handuk. Ada sebuah botol di tangan kanannya.
"Mau ngapain?!"tanyaku heran.
"Katanya mau rileks.Nurut aja deh.Berbaring dan kepalanya taruh disini,"katanya dan kembali menepuk paha.
"Itu apaan?"tanyaku menunjuk botol yg dipegangnya. "Aku mau kamu dandanin ya?"tuduhku.
"Dasar sarap!"maki Agung kesel."Ini namanya hair tonic.Cepet!"sergah Agung sdikit jengkel.
Dg ogah2an aku menurutinya.Kuletakkan kepalaku dipangkuannya dan berbaring telentang."Knp ga pake baju sih?"gerundengku dan kembali memalingkan mukaku kelayar Tv agar aku tak perlu melihat kedada telanjangnya.
"Baru jg mandi.Knp?Horny liatnya?"tanyanya cuek.
"Sinting!"komentarku singkat membuat Agung tergelak kecil.Dan tiba2 saja kepalaku terasa dibasahi dg cairan dingin dan harum.Agung kemudian melakukan pijatan2 ringan pd kepalaku.
"Gmn?Enak kan?"tanya Agung.
Aku yg langsung memejamkan mata hanya menggumam pelan.Gila!Enak bener!Cairan yg Agung bilang hair tonic td bener2 bikin kepalaku seger.Dan pijatan2 ringan Agung benar2 terasa nyaman dan menenangkan.Aku mendengar kembali tawa kecil Agung tp aku tak mengacuhkan,lebih memilih menikmati treatment Agung.Kadang dia serasa mengusap rambutku lembut.Nyaman sekali.Saking enaknya,tanpa sadar aku terlelap.
Entah brp lama kemudian aku terbangun dan mendapati kalau aku masih berbaring berbantalkan paha Agung.Agung sndiri tampak terlelap.Tidur sambil duduk bersandar dikepala ranjang.Dan masih telanjang dada.Tv jg sudah dimatikan.Perlahan aku bangkit duduk dan turun dr ranjang,lalu dg berjingkat berjalan mendekati Agung.Dg lembut aku menyelipkan tanganku dibawah paha dan punggungnya.Dg berhati-hati aku sedikit mengangkatnya,membetulkan posisinya agar dia bisa tidur dg lebih nyaman.Agung hanya mendesah pelan lalu bergerak,membetulkan sendiri posisinya.Berbaring miring. Aku hanya tersenyum dan menyelimutinya.Kalau kubiarkan dia dg posisi tadi,bisa2 dia masuk angin. Lalu,kembali dg pelan2 aku membaringkan diri disisi seberang Agung dan menutup tubuhku dg selimut. Sebentar kemudian,aku sudah kembali terlelap.

"Bangun Va!Udah siang lho!Va?!"panggil Agung dan mengguncang tubuhku sedikit.Aku yg masih ngantuk hanya menggumam tak jelas dan melanjutkan tidurku. Tidur diranjang Agung benar2 nyaman.Aku yg terbiasa dg kasur busa tipis dikostan bener2 malas untuk bangun.
"Va. . .!Udah siang lho!"panggil Agung lg.
Aku tak memperdulikannya.
"Bangun!Kebo!Kalau ga gw cium lo!"ancam Agung. Suaranya bisa kutangkap dg jelas,tp tubuhku benar2 menolak untuk menurutinya.Aku hanya menggumakan kata sinting pelan dan kembali mencari halaman mimpi yg td terputus.Sesaat kemudian aku merasakan usapan lembab,sedikit basah di bagian telingaku.Kuluman lembut di bagian bawah telinga,hingga kemudian gigitan kecil. Ada yg mencium telingaku!!!
Sontan aku terlonjak bangun!
"Manjur jg ciumanku!"komentar Agung yg duduk santai disebelahku.
Setelah bbrp detik kemudian aku baru sadar kalau td Agung yg mencium dan mempermainkan telingaku dg bibirnya.Sontan aja aku tersipu hebat.Wajahku langsung terasa panas."Dasar sinting!!"umpatku pelan.
Agung hanya tertawa kecil."Udah jam 10 lho.Cuci muka sana!Kita makan dibawah.Sekalian berenang ya?Pake aja celana pendekku,"kata Agung dan menunjuk pd sebuah celana pendek yg dia letakkan dikaki tempat tidur.Lalu dg santai melenggang pergi.
Untuk bbrp saat aku masih terduduk diam diranjang, memahami apa yg tadi terjadi.Aku masih bisa merasakan ciuman Agung di belakang telingaku,kuluman bibirnya dibagian bawah telingaku,hingga gigitannya.Tanpa sadar aku menggigil.Ga nyangka Agung bisa melakukan itu. "Dasar sinting!" gumamku pelan dan segera turun untuk cuci muka.
Agung sudah asyik berenang saat aku kebawah.Tubuhnya yg putih tampak berkilat basah,membelah air.Dia berenang menghampiriku.
"Minum aja dulu susu itu,"kata Agung menelengkan kepala ke arah segelas susu yg ada diatas meja dipinggir kolam.Dia meletakkan lengannya dipembatas."Ntar aja habis renang aku bikinin makan,"sambungnya.
"Kamu masak?!Bisa keracunan ntar!"gerutuku.
Agung menyiratkan air mendengarku."Awas kalo ntar kamu ketagihan!Ga bakal aku bikinin lg!"ancamnya.
"Kamu lupa kalo keluarga ku bergerak dlm bidang boga. You should gimme  your best!"selorohku.
"We'll see!Udah cepet minum trs nyebur,"katanya.
Aku segera menandaskan susuku lalu melepas t-shirt. Stretching sejenak dan langsung nyebur!Setelah bolak balik bbrp kali aku menepi.Mengangkat tubuhku dari kolam.Agung mengulurkan handuk besar pdku.Aku menerimanya dan mengusap tubuhku.Tp jd terdiam saat kulihat Agung memperhatikanku dg seksama.
"Apa?!"tanyaku jengah.
"Tubuhmu bagus,tp. . . .,"@gung kembali menelusuriku, dg matanya"lengan dan dadamu kurang berisi," komentarnya menilai.
"Emang kamu,yg bisa rajin fitness.Liat aja tuh dadamu,jd membusung gitu.Lebih gede dikit lg udah kaya punya payudara tuh!"celaku.
"Knp?!"tanya Agung heran meraba dadanya,"Kurang bagus ya?Atau malah bikin horny?"tanyanya iseng.
Aku jelas misuh2 mendengarnya."Iya.Bikin aku pengen netek!Boleh?!"sahutku ngawur.
"Eh knp nggak?Apa sih yg nggak buat kamu.Sini!"ujarnya melambaikan tangan.
"Najis!"makiku dan melempar handukku ke mukanya. Agung ngakak."Woi,laper nih!"rengekku.
"Ya udah q masak dulu.Kamu renang aja lg.Oh ya,ntar hbs liburan kamu ngegym bareng aku ya?Kebetulan fasilitas gym buddy ku belum ku pake.Aku bisa masukin namanu."
"Gampang deh,"sahutku santai.
"Ya udah.Tunggu ya?"ujar Agung dan segera menyambar jubah mandinya.
Aku hanya tersenyum melihatnya.Jd penasaran sama masakan dia.Sementara menunggu,aku memutuskan untuk berenang lg.
Dan ternyata,butuh setengah jam lebih bagi Agung buat menyelesaikan masakannya.Aku baru saja menyelesaikan putaran ketiga non stop ku saat dia berteriak,"Breakfast' ready!!"
"Finally!"gumamku dan keluar dari kolam.Saat aku mendekat, aku bengong melihat masakan yg dia siapkan. "Nasi goreng?!Jd dari tadi yg kamu masak itu nasi goreng aja?!"tuntutku.
"Hei!Ini nasi goreng komplit spesial.Ada telor,sosis,dikasih potongan ayam,sedikit gorengan teri sama irisan mentimun.Lihat tuh!Sip kan?"bela Agung.
"Lebih tepatnya nasi goreng yg cuma dikasih banyak lauk doang.Lihat tuh,telornya digoreng bentuk hati,timunnya bentuk bintang.Dan sosisnya knp jd kayak gurita gini?How old do you think l am?Five?"protesku.
Agung langsung menggeram,"Cerewet!Makan aja deh!" omelnya kesel.
Aku cuma menatapnya dg sebelah alis terangkat.
"Kalo gak mau ya udah!"dengusnya dan mengangkat lagi piringku.
"Eh Gung.Kan laper?"rengekku.
"Ya udah makan.Gak boleh protez!"putusnya tegas.
"Pake apa?Tangan?Kamu ga kasih sendok ma garpu!" protezku lg.
"Ya ampuuuuuunn!!!!" Agung langsung ngacir kedalam,meninggalkanku yg ngakak keras.Begitu kembali dia cuman cengar cengir malu.
"Ahli banget ya jd koki?Sampe2 lupa ma sendoknya.Aku kalo masak nasi goreng cuma butuh 10 menitan lho.Ini setengah jam lebih.Hebat!Pasti spesial nih!"sindirku tanpa ampun.
Agung langsung cemberut,"Makan tuh!"katanya ketus dan melempar sendok dan garpuku ke meja.Aku cuma terkekeh dan mengambilnya.
Tp siapa sangka,saat sendokan pertama kurasakan,nasi goreng Agung bener2 terasa beda.Lebih berasa tp tetap tidak terasa berlebihan.Campuran asin,manis dan gurihnya bener2 berimbang.Ditambah lagi dg lauknya yg bermacam-macam.
"Anjrit!!Enak banget Gung!"gumamku dan melanjutkan makan.
"Ga usah nyindir terus deh!"kata Agung lebih ketus dari tadi,tanpa menolehku.
"Serius nih!Enak!Ajarin ya?Ntar aku bisa kasih tau ke Bapak Ibuku cara masaknya.Ini beda banget sama masakan kami,"seruku bersemangat dg mulut terisi.
Kali ini Agung menolehku.Matanya menyipit dg tatapan curiga.Jelas dia tak percaya dan mengira aku masih menyindirnya.
"Serius?"
"Hm-mh!"sahutku dg mulut penuh.
"Sebenernya. . . .aku diajarin sama temenku yg jd cheff disebuah restoran cina,"jawabnya enteng.Jelas aja aku bengong.
"Pantes aja!"sergahku.
"Kan kamunya sendiri yg nyolot duluan.Weeee!"ledeknya menjulurkan lidah.Aku yg sudah hendak membalas jadi batal saat kulihat pembantu Agung yg mendekati kami.
"Maaf.Tp ada telepon dari Mas Randy!"kata pembantu Agung yg tak kuketahui namanya itu pd Agung.
Agung menerima wireless phone itu dan mengucapkan terimakasih."Pagi Ran.Ada apa nih?!"
Diam sejenak dan bangkit.Mendengarkan jawaban Randy.
"Iya dia nginep dirumah.Ini jg kami lagi sarapan!"jawab Agung.Aku segera bangkit dan mendekat.Agung mengulurkan teleponnya.
"Apaan Bro?"tanyaku.
"Woi kancrut!Paper kita gimana?"tanya Randy sdikit panik.
Aku cuma tertawa."Rileks.Udah gw selesein.Ada di laptop. Lo liat aja.Kunci kost an gw taruh ditempat biasa.Eh ya,lo kesini ma Wina ya?Si Agung bikin nasi goreng maut!!"
"Va!!"protes Agung dan mencoba meraih telepon.Dg cepat aku menghindar,berdiri dibelakangnya lalu satu tangan kugunakan untuk membekap mulutnya dari belakang smntara yg lain masih memegang telepon.
"Sumpah!Enak gila!Jd lo kudu kesini biar dimasakin sama dia.Ya udah kita tunggu,"kataku dan menutup telepon,nyengir senang."Ntar mrk mau kesini,"kataku pd Agung.
Dia tak menjawab.Aku lalu baru sadar kalau aku masih membekap mulutnya smntara kepalanya kutekankan pada bahu depanku.Jd posisi kita kaya orang pelukan dari belakang.Jelas aja aku jd jengah.Lalu dg perlahan aku melepas bekapanku dan kembali ke tempatku duduk.Dan tanpa menoleh Agung aku melanjutkan makanku.Telepon ku taruh aja disampingku.
"Jadi jam berapa mereka kesini?"tanya Agung dg nada biasa.
"Gak tau.Randy bilang mau ngeprint paper kita dulu trs jemput Wina"jawabku,kembali tanpa memandangnya.
"Ya udah.Ntar kamu yg siapin nasi gorengnya ya?
Kali ini aku melihatnya,"Lho?Kok aku?"protesku.
"Katanya mau belajar bikin nasi goreng kaya aku.Jd nanti aku yg kasih instruksi,kamu yg masak!"kata Agung dg senyum menang lalu bangkit seraya menjulurkan lidahnya pdku.
"Heeiii!!!Itu curang!!"protesku keras.
Agung cm tertawa dan melenggang pergi.


VIII

Setelah berbilas,aku turun dan menemukan Agung sedang santai diruang tengah ,menonton Tv.Dia cuma menoleh sekilas saat aku mendekat.
"Tadi Randy telepon lg.Dia bilang bisanya kesini ntar malem.Katanya ada yg harus dia seleseikan,"katanya tanpa mengalihkan matanya dari layar.Aku cuma mendekat dan berdiri didepannya dg kedua tangan kusembunyikan kebelakang tubuhku.Alis Agung terangkat sebelah. "Apa?!"tanyanya heran.
Aku mengeluarkan botol hair tonic yg kupegang dari  belakang tubuhku dan nyengir."Lagi dong?!Sumpah enak abiz!"pintaku.
"Nggak mau!"tolak Agung merengut.
"Ayo dong Gung!"pintaku lg dan duduk disebelahnya.Kutarik-tarik lengan bajunya."Gung,mau ya?Katanya mau jd host yg baik!Ayo. . . .,pijitin kayak semalem.Pengen lagi,"rengekku sok manja.
"Nggak!"tolak Agung cuek.
"Guuuuuuuungng!!Mau yaaaaa?" Kembali kutarik-tarik lengan bajunya.
"Apaan sih?!Ogah!"tolaknya sembari mengibaskan tanganku.
"Guuuuuuuuuuung!!Ayoooooo. . . ."bujukku keukeuh.
Agung menghela nafas,"Dg satu syarat!"kata Agung.
"Kamu beliin aku 5 bungkus keripik nangka dan apel!"
"Itu pemerasan!"protesku.
"Jg 6 bungkus keripik tempe kesukaan Mami," sambungnya seolah-olah tak ada interupsi.Aku cuma menganga kaget.Apa lg saat Agung benar2 terlihat serius.
"What?! Itu perampokan!"sentakku.
"No bargain!Take it or leave it!"tegasnya.
"You are mean"celaku.
Agung cuma mengangkat bahu cuek.
"Deal!"sahutku akhirnya pasrah dan melempar botol hair tonic itu padanya.Agung tersenyum penuh kemenangan.
"Let's do it!"ujarnya senang dan menepuk pahanya.
"Tp aku jg punya syarat.Kamu kudu kasih treatment aku sampai aku puas!" tuntutku.
Kembali Agung mengangkat bahu."Fine!No problem with me!"cengirnya.
"You swear?!"tegasku.
"Swear!Cross my heart!Over my body and soul!As long as l got those things,"cengirnya.
"Pasti aku bawain.Tp inget2 perjanjian ini.Sampai puas!!" kataku lg.Semantik!Dia pasti akan kaget kalau tahu yg kupikirkan,batinku.
"Now come to Mama!"katanya dan kembali menepuk pahanya.
Aku cuma menggerutu dan langsung berbaring disofa berbantalkan pahanya."Jadi kapan Oom dan Tante balik?"tanyaku sembari mulai menikmati dinginnya hair tonic dan lembutnya pijatan(atau lebih tepatnya usapan?) Agung di kepalaku.
"Nggak tahu.Yg jelas mrk masih ada di Singapura dan aku sudah pesan sepatu Reebok keluaran terbaru.2 pasang. Dan satu untukmu,"lanjutnya santai,membuatku terpaku kaget.
"Serius?!"
"Yup!Aku udah bilang kalo kamu yg nemenin aku sekarang,jadi mereka kudu beli oleh2 untukmu juga!"
"You are the best!"
Agung tertawa kecil."I know!" katanya.Aku tersenyum dan memejamkan mata.Kembali menikmati pelayanan Agung. Sampai akhirnya,aku kembali tertidur.

Malam harinya,Randy datang bersama Wina.Dan bgt memasuki rumah Agung,mrk langsung menuntut nasi goreng spesial yg dijanjikan.Jd kami langsung menuju dapur.Aku memasak dg Agung disampingku memberi instruksi.Tadi sore kami sudah berlatih,dan gara2 aku,3 orang pembantu Agung mungkin akan eneg melihat nasi goreng untuk beberapa hari kedepan.Hanya butuh waktu sekitar dua puluh menit dan nasi goreng spesial untuk Randy dan Wina,selesai.Hampir semua sama dg apa yg Agung buat tadi.Hanya saya,telurnya kubuat bentuk lingkaran,krn menurut Agung,gak nyaman kalo membuatnya dalam bentuk hati.Krn itu akan lebih pantas dibuat oleh Wina.
Mereka berdua puas banget.Saat kami duduk santai diruang tengah,Randy mengusap perutnya yg terisi penuh (dia sempet nambah tadi).
"Gila!Sering2 aja lo masak kayak gitu Bro!"katanya.
"Yeeee. . . Minta aja sama Wina,"kataku nyolot.
"Gw ragu dia bisa masak,"gumam Randy pelan.
Wina dg kesal memukul bahunya,"Mana ada cewe gak bisa masak?!Aku bisa!"
Randy mencibir,"Masak apaan?!"
"Air sama mie instant!"jawab Wina ketus,membuatku dan Agung tertawa.
"Anak SD jg bisa!"gerutu Randy yg cuma Wina balas dg cengiran."Lo jadi mudik besok Va?"tanya Randy padaku.
"Jadi,"sahutku singkat.
"Kamu berangkatnya dari sini aja besok.Aku anter,"kata Agung sedikit mengagetkanku."Ya temeni aku lagi.Kalo enggak,reebok nya aku batalin!"sambungnya nyengir membuatku menggerutu.
"Bonyok benernya pengen jg mudik bentar ke Bogor,"kata Randy.Mereka sekeluarga memang asli Bogor,dan pindah ke Bali hanya krn ayah Randy ditugaskan disini sejak tahun kmrn.Randy jg yg membiasakanku berbicara dg gaya gw-lo nya.Kata Randy dia ga pengen ketularan logat Bali yg dia pikir lucu."Tapi Bokap ga dapet cuti.Jd liburan ini gw ga kemana-mana.Apa lagi,mana mau gw jauh dari Wina tersayang,"lanjut Randy dan meraih tangan Wina.
"Kalo gw sepertinya sih kudu bener2 balik Ran.Ada yg sadis minta gw beliin sekarung camilan buat buka toko!" gerutuku membuat Agung nyengir.
"Huh?"Randy dan Wina sama2 tak mengerti.
"Nih,si Bos.Minta dibawain 5 bungkus keripik apel ma nangka.Juga 6 bungkus keripik tempe.Gila aja!"
Randy dan Wina karuan ngakak."Bakalan abis modal tuh!"komentar Randy.
"Eh tp jangan salah!Gw ga mau rugi dong!Ada kompensasinya.Bentar gw tunjukin!"kataku dan bangkit menuju kamar Agung untuk mengambil hair tonicnya.Tak lama aku kembali dg diiringi tatapan bingung Randy dan Wina sementara Agung melongo kaget."Sampe gw puas. Inget?"tanyaku pd Agung dg senyum licik.
"Nggak bisa dong?!Kan udah tadi?"tolaknya.
"Memang.Tp aku kan ga bilang puas.Dan rasanya aku ga akan puas meski kamu ngelakuinnya selama sebulan," kataku dg senyum kemenangan.
"Itu licik!"kecam Agung.
Aku hanya tertawa,"I'm sorry.But you swear,cross your heart,over your body n soul!You'll do it!Jadi kamu harus melakukannya.Sampai aku puas.Dan seingatku,kita tadi tidak menyinggung soal batasan waktu kan?!"kataku dg senyum lebar.Karuan aja Agung misuh-misuh ga terima. Sayangnya,dia tak bisa membantah.
"Apaan sih?!"tanya Randy bingung.
"Lo liat aja.Dan sumpah,lo kudu minta si Wina buat ngelakuinnya.Asik bin nyaman abis.Gw sampe ketiduran Seger!Kalian pindah dulu kesamping"kataku pd Randy,lalu kembali melihat Agung."Agung,pindah ke sofa panjang," perintahku dg gaya sok bossy pd Agung yg tadinya duduk di sofa kecil.
Dg gaya terpaksa sembari menggerutu Agung pindah duduk keujung sofa panjang yg tadinya diduduki oleh Wina dan Randy.Dan aku segera berbaring dg kepala berada di pahanya.
"Aaaaaahh. . . .!!Sumpah nyaman gila!"kataku saat Agung mulai memijatku meski bibirnya manyun.
Wina dan Randy karuan ngakak.
"Jadi kayak orang creambath aja.Ke salon sekalian Va!" kata Wina geli.
"Iya Va.Ke salon aja.Ntar aku yg bayar deh!"dukung Agung.
"Ogah!Gila aja gw kesalon.Ntar dikira banci salon lg!" tolakku tegas."Enakan jg gini.Bisa sepuasnya. Perjanjiannya kan gitu.Aku bawain semua permintaanmu tadi,dan kamu lakukan ini sampe aku puas hehehe. . . ."
Agung kembali misuh-misuh sementara Randy dan Wina tertawa.Dan obrolan dilanjut kembali.Kami ngobrol santai sementara aku menikmati pijatan Agung yg lama kelamaan cuman jadi usapan-usapan lembut saja di rambutku.Serasa jadi kucing aja gw,pikirku.Tp tetap aja, aku benar2 menikmati kenyamanannya.
Randy pulang sekitar jam sepuluh.Dan aku memutuskan untuk langsung tidur krn aku ngantuk.Apa lagi setelah diusap-usap gitu sama Agung.
"Udah puas kan?"tanya Agung saat kami naik keranjang.
"Belom dong.Ayo lagi!"pintaku dan berbaring memunggungi Agung.
"Ogah!"
"Bentar aja,sampe aku ngorok,"kataku.Tanpa berbalik aku meraba tangan Agung dan meletakkannya dikepalaku.
"Dasar!"gerutu Agung.Tp kemudian aku merasakan tangannya mengusap rambutku dg lembut.Aku hanya tersenyum dan memejamkan mata.               

IX

Sudah tiga hari aku berada dirumah.Hari2 kuhabiskan dg membantu orang tuaku di rumah makan kami,yg alhamdulillah masih aja rame.Aku jg mempraktekkan nasi goreng spesial ajaran dari Agung.Yg bikin seneng,Ortu ku memasukannya ke dalam menu spesial dan dengan harga yg spesial!
Adikku sendiri sedang menghadapi ujian,jd aku tak bisa sering mengganggunya.Sialnya lagi,teman2ku yg kuliah gak ada yg pulang kampung.Jadi. . . . aku banyak manyunnya.
Aku jd sering sms an dg Agung.Tp. . .itupun lebih sering bikin aku jengkel.

Woi,ngapain
to:Agung
SEND

from:Agung
makan siang bareng Rico.

Ugh!
Dari dua hari kemarin dia terus aja bareng sama yg namanya si Rico ini.Sarapan bareng.Makan siang,makan malem,nonton,sampai kuliah.Heran!Emangnya mereka tinggal serumah ya?Masa hampir dlm setiap kegiatan mereka bareng?Padahal aku gak pernah tahu kalo dia punya temen yg namanya Rico.

To:Agung
Ntar malem mo ngapain?

From;Agung
Nonton lagi bareng Rico

Nah lho?!
Rico lagi??!!!Aku langsung nyureng membaca pesannya.

To:Agung
Sama Rico lg?
Besok mo ngapain lagi bareng Rico?

from:Agung
iya.
kaya biasanya.
Paling cuma lunch sama dinner.Mungkin nonton lg.
Knp?

to:Agung
Perasaan dari kemaren sama Rico trs.
Ga ada yg lain?

From:Agung
Sama siapa lg?
Kamu gak ada.
Randy bareng Wina trs.Kan ga mungkin ikut mrk!

To:Rico
Ntar tidur sama Rico jg?!

From:Agung
Iya kali!

GGGRRRRRRRR. . . .!!!!

To:Agung
Ya udah.Aku pulang!
Nanti jemput di Ngurah Rai.
Aku mau beli pesenanmu dulu.

Setelah sms,sku langsung mengeluarkan mobil dan pamit sama Ibu untuk mencari oleh2 pesenan Agung.Sekalian untuk Randy dan keluarganya.Aku mau mencarinya di Malang.Ada tempat langgananku yg menjual berbagai oleh2 khas daerah Malang.Butuh waktu sekitar satu setengah jam untuk mencapai Malang.Sebelumnya aku sudah booking tiket pesawat dari Bandara Djuanda untuk penerbangan jam 5 sore nanti.
Jd,aku harus cepat2 agar aku tak telat.
Ayah dan Ibuku sedikit kaget karena aku pamit mendadak. Tp mereka tidak mengajukan banyak pertanyaan.Akhirnya setelah terburu-buru,aku bisa sampai di Bandara Djuanda jam 5 kurang 15 menit.Dan segera menelepon Agung untuk menjemputku sekitar satu jam kemudian.

Aku sudah melihat Agung yg berdiri menungguku di arrival gate.Dia melambaikan tangannya dengan senyum lebar.Tak kulihat seorangpun bersamanya.Tak ada orang yg sepertinya bernama Rico,atau jg Randy dan Wina.Saat aku dekat dia membuka kedua tangannya lebar.Hah?Dia mau memelukku.
"Mana?Mana,mana mana?"tanyanya bersemangat. "Mana pesenanku?"katanya tak sabar saat aku hanya bengong.
Sial!Ternyata yg dia ingat hanya camilan pesanannya.Dg kesal aku meraih sebuah bungkusan dari trolley yg aku bawa.Aku lempar bungkusan itu pd nya dan langsung meluncur keparkiran.Agung menyusulku."Dimana mobilmu?"tanyaku pelan.Terus terang aku lelah.Dan aku berniat membalas dendam pd Agung nanti.
"Tuh"balas Agung dan menunjuk kemobilnya yg langsung bisa kulihat.
"Rico nggak ikut?"tanyaku dg nada biasa.
"Ada dimobil,"jawab Agung santai.Ia segera mendahului aku menuju mobilnya.Meninggalkanku yg menggerutu pelan mendengar jawabnya tadi.Agung segera membuka pintu bagasinya untukku dan membantuku memasukkan barang2.Yg membuatku heran,aku tak melihat sosok lain dalam sedannya.Bahkan saat kami telah berada dalam mobil.
"Apa?"tanya Agung dg wajah bingung melihatku menatap penuh tanya padanya.
"Eeeeuuhh. . .si Rico?"tanyaku akhirnya.
"Tuh,dikursi belakang,"jawab Agung santai.
Aku jadi super bengong saat yg kulihat dikursi belakang hanya sebuah boneka pinguin."Boneka pinguin?"tanyaku.
"Iya.Emang kamu kira apa?Pernah liat Pinguin of Madagascar kan?Ada Rico,Kowalski sama yg lain?Aku cuman bawa Rico nya aja,"terang Agung ringan.
"Jadi aku pulang buru-buru pulang dari rumah orang tuaku hanya untuk menggantikan sebuah boneka PINGUIN??!!!"tanyaku keras.
"Lho?!Kan kamu sendiri yg mau balik kesini?"kata Agung dg muka santai tanpa dosa.
Aku mendengus dan langsung bersandar lemas dikursiku. Sial!Jd aku ngamuk2 beberapa hari terakhir ini hanya karena sebuah boneka?!Aku benar2 merasa bodoh.Buat apa coba reaksiku begitu?Buang2 tenaga saja.Kututup mataku rapat2,tak mau sampai aku kehilangan kontrol dan melakukan hal bodoh yg akan lebih kusesali lagi.  
"Va. . . ?"panggil Agung pelan.
"Jalan saja okay?!Aku hanya ingin istirahat,"kataku datar.
"Ke kostan apa rumahku?"
"Terserah!"jawabku cuek tanpa membuka mata.

XI

Agung membawaku kerumahnya.Aku tak mengatakan apapun.Bahkan sejak perjalanan tadi.Begitu sampai,aku segera mengambil tasku dan menuju kamar Agung. Langsung kekamar mandi.Air hangat yg mengucur dari shower sedikit menenangkanku.
Aku tak tahu apa yg Agung pikirkan.Mungkin dikiranya aku marah besar atau apa.Dan itu tidak sepenuhnya salah.Aku memang marah.Siapa yang enggak.Aku buru2 pulang kesini hanya untuk menemaninya sehingga dia berhenti mengatakan tentang Rico sialan itu,yg ternyata hanyalah sebuah boneka.Aku tak tahu harus bereaksi seperti apa.Tp yg jelas aku merasa lega.Dan itu. . . . aneh!
Aku terpaku diam,membiarkan air mengalir dari shower ke kepalaku,mengalir terus kebawah,hingga akhirnya menghilang ke lubang pembuangan.
Kenapa aku harus merasa lega?
Pertanyaan ini segera diikuti oleh rentetan pertanyaan lain yg langsung bermunculan.
Apa peduliku kalau dia memang keluar dg orang lain?
Apa hak ku merasa kesal jika dia memang benar2 'jalan' dg cowok lain?
Memang apa hubunganku dg dia?
Ngapain aku heboh sendiri?
Siapa juga yg minta aku buat buru2 balik kesini?
Kenapa aku lebih memilih segera balik kesini daripada menghabiskan waktu liburanku bareng keluarga?

Untuk bbrp saat lamanya,aku terpaku kaget.Gila?!Kenapa aku jadi aneh gini sih?
Dg gusar aku menggosok tubuhku dg sabun!
Begitu keluar dari kamar mandi,kudapati Agung sudah menungguku sembari menonton tv.Dia bangkit mengambil sebuah baki yg ia letakkan disamping lampu kamar.
 "Aku udah bikinin nasi goreng kesukaanmu.Aku tambahin udang tepung lho.Pasti enak,"katanya.
Aku yg sedang mengusap rambutku yg basah dg handuk hanya mengangkat alis.Tanpa bicara aku menerimanya dan duduk di sofa panjang yg ada di kaki ranjang.Tempat tidur king size Agung memang bergaya klasik dg kanopi dan lengkap dg selambu2nya.Dibagian ujung bawahnya, ada sofa panjang tanpa lengan yg ukurannya sama dg lebar tempat tidurnya.Sofa itu sendiri langsung berhadapan dg plasma tv berukuran 32 inchi.
Sebenarnya dulu,waktu pertama kali diajak kesini,aku jd ngeper berat.Kamar seperti yg Agung miliki ini cuma pernah kulihat di majalah saja.Gak nyangka,ada orang yg ku kenal yg benar2 memilikinya.
Agung duduk disebelahku,tp aku tak memperdulikannya. Aku cuma makan sambil menonton tv,tanpa sekalipun menoleh padanya.Aku sendiri tak ingin memulai percakapan,takut kalau aku kembali mengucapkan sesuatu yg salah dan justru memperburuk kecanggungan kami. Atau lebih parah,aku bertindak jauh lebih konyol lagi. Iiiiiiiihh. . . .!!
"Va. . . . marah ya?"tanyanya setelah diam bbrp menit yg lama.
"Menurutmu?"sahutku enteng,tetap tak melihatnya.
"Iya,"sahut Agung.
Aku tak bereaksi,dan kembali makan.Masakan Agung tetap terasa enak seperti biasa meski saat ini aku enggan untuk mengakuinya.
"Maaf ya Va?"pinta Agung lagi.
"Aku sudah kenyang,"kataku gak nyambung dan meletakkan kembali piringku ke baki lalu minum segelas air putih yg ada disana."Maaf,aku capek.Aku mau tidur!" kataku datar lalu melangkah kembali ke kamar mandi untuk sikat gigi.Saat aku keluar Agung masih belum kembali.Tp aku tak peduli dan langsung berbaring disebelah kanan ranjang,memunggungi sisi yg nantinya ditiduri Agung.
Tak brp lama kudengar dia kembali.Aku yg sudah memejamkan mata tetap diam meski telingaku dalam keadaan siap.Hingga kemudian ranjang yg kutiduri bergerak pelan.Agung telah naik.Bbrp saat kemudian lampu kamarpun padam.
Keheningan yg mencekam menggelayut diantara kami. Aku yg telah membuka mataku hanya diam menatap gelap.Bingung,tak tahu harus apa.Mungkin sikapku sedikit keterlaluan,tp aku justru takut kalau aku tidak bersikap seperti tadi,aku akan hilang kontrol.Belum lagi pertanyaan2 yg muncul dikamar mandi tadi,kembali melintas.Sial!Knp suasananya jd kaya sepasang suami istri lg berantem gini? pikirku.
"Udah tidur Va?"tanya Agung pelan sdikit mengagetkanku.
Aku diam sejenak,"Belum,"jawabku akhirnya.
"Marah?"tanya dia,lirih.
"Kenapa?Ga boleh?"tanyaku balik,sedikit lebih ketus daripada yg kukira.Dan kemarahan yg dari tadi kutekan tiba2 saja menggelegak. Nafasku pun jd cepat."Coba aja kalo kamu jadi aku.Teman kamu bilang,walau mungkin secara tidak langsung,bahwa dia kesepian,gak punya temen buat diajak hang out.Krn kamu sedang pulang kampung kerumah orang tuamu.Dan secara tidak langsung pula,kamu merasa bersalah krn kamu tahu benar kalau dia,kesepian.Jadi kamu langsung mengemasi barang2mu,mencari oleh2 pesenan temanmu itu,yg ngomong2 belinya harus dikota sebelah yg butuh sekitar 4 jam perjalanan bolak balik,mandi sebentar dan langsung ke Bandara,meninggalkan orang tua dan keluargamu yg lain,untuk bisa menemani temanmu itu.Dan saat kau sampai,kau malah mendengar temanmu tadi berkata,'Lho?Kan kamu sendiri yg mau balik kesini?'," aku menirukan kalimat Agung dibandara tadi yg begitu membekas.
Agung diam.
"Kira2 apa yg kamu rasakan?"tanyaku dg nafas yg kini memburu."Wajar gak kalau aku marah telah mengorbankan waktu berkumpul dg keluargaku,hanya untuk menggantikan sebuah boneka pinguin sialan dan kalimat tadi?!Kamu yg paling tahu,gimana rasanya jarang berkumpul dg orang tua kan?Katakan padaku,apa yg kau rasakan?Wajar gak,kalau aku marah dan. . .
Kata2ku terputus saat tangan Agung melingkar diperutku dan kurasakan kepalanya ada dibahuku.
"Gung,lepasin!Apa-apaan sih?!"kataku cepat sedikit panik dan mencoba melepas tangan Agung.Tp dia makin mengetatkan pelukannya dan menyembunyikan wajahnya di punggungku."Gung?!!"
"Maaf,"kata Agung pelan dg suara yg terdengar aneh,dan bbrp saat kemudian,punggungku terasa basah.Tubuhku jadi sedikit tegang.
Dia nangis?!pikirku panik dan tak percaya.
Aku ingin melakukan sesuatu.Otakku berteriak memerintahkan tubuhku untuk bereaksi.Tp tubuhku tetap terdiam.Ada yg salah dg sistem koordinasi antara otak dan tubuhku.
"Aku gak mau kamu marah!Gak mau musuhan!"kata Agung dg suara yg makin terdengar aneh.
Dan tubuhku semakin terasa kaku,sementara otakku terus meneriakkan perintah2 yg sama sekali ditolak oleh tubuhku.Hingga akhirnya aku menyerah untuk mencoba melakukan sesuatu,dan hanya diam.Kubiarkan saja Agung melakukan apa yg sekarang dia lakukan dibelakangku.(Beneran dia nangis??!!Seorang Agung?!!)Aku mencoba mengendalikan nafasku yg tadi berburu,lalu  aku hanya menutup mata dan menulikan telingaku. Menyerah pada kelelahan yg sedari tadi sedikit terhiraukan.Apapun yg terjadi,aku akan menyelesaikannya esok hari saja,pikirku lelah.

XII


Keesokan harinya,aku terbangun sendiri.Aku tak menemukan Agung.Aku tidak langsung bangun,tapi justru diam berbaring,memikirkan kejadian semalam.Apa aku sudah keterlaluan?Aku kan gak melakukan apapun!Aku toh gak teriak2 marah,ngebentak,atau mukul.
Lagian,ngapain juga dia pake nangis segala?
Kalo misalnya yang nangis anak kecil sih aku bisa hadapin.
Dibeliin makanan atau mainan,beres.Atau kalo yg nangis cewekku,tinggal peluk trs bujuk2 dikit,selesai.Lha ini,yg nangis cowok,gede dan jg lebih tua lagi dari aku.Kudu ngapain coba?Masa aku kudu belai2 dia juga?!Ga mungkin kan?
AAAAARRRGGHHHH!!!
Ribet ah!
Aku mengacak-ac`k rambutku,kesal pada diriku sendiri. Akhirnya aku bangkit kekamar mandi untuk cuci muka dan sikat gigi,lalu turun.Yg bikin aku jadi lebih gak enak,aku menemukan Agung sedang nonton tv diruang tengah sambil sesekali kudengar menyusut hidung.
Ketika mendengarku,dia cuma menoleh sekilas lalu cepat2 bangkit.
"Hei,sudah bangun?Aku bikinin sarapan ya?"katanya dg suara yg terdengar jauh lebih aneh dari semalem serta mata yg terlihat bengkak kemerahan.Dia lalu segera berlalu menuju dapur tanpa menolehku.Melihatnya yg terlihat kacau begitu aku hanya mampu mendecak kesal.
Tuh kan?Harus gimana coba?pikirku bingung.Wajahnya jd kelihatan aneh gitu.Hidungnya jd kemerahan,matanya bengkak gede dan suaranya mirip orang pilek parah!UGH!!!
Aku jadi merasa bersalah!
Padahal aku kan berhak sedikit marah,pikirku membela diri.Segera kususul dia kedapur.
"Lho?Ngapain?Kamu tunggu aja disana sambil nonton tv," kata Agung yg melirikku sekilas lalu menyibukkan diri dg alat2 dapur,tanpa menolehku lagi.
"Bisa berhenti sebentar?"pintaku pelan.
"Eh apa?Tunggu aja ya?Ga bakal lama kok,"kata Agung dg suara yg dibuat ceria tapi malah justru terdengar lebih aneh lagi.
"Gung. . ,"panggilku pdnya yg masih memunggungiku.
"Kamu mau rotinya pake selai apa?Coklat apa jeruk?"tanyanya sembari entah ngapain,dan tetap tak mau berbalik.
"Gung. . . ,"panggilku lagi dan mendekat kebelakangnya. "Atau mungkin strawberry?Enak lho,aku paling suka. ."
Aku sudah memeluknya dari belakang,membuatnya langsung terdiam.Meski agak canggung,kulingkarkan tanganku dipinggangnya dan kusandarkan kepalaku dibahunya.Kurasakan tubuhnya langsung menegang."Semalem aku memang marah.Aku gak mau ngomong karena aku takut nanti aku bakal hilang kontrol," jelasku pelan.
Tubuh Agung masih sedikit kaku.
Aku menghela nafas panjang,memenuhi paru2ku dg harum floral Agung yg segar."Aku. . . ga tau kudu gimana sama kamu semalem.Aku. . . keterlaluan ya?"tanyaku lagi dg kepala yg sedikit tertunduk dibahunya.
Baru setelah itu,tubuh Agung jadi sedikit rileks.Dan sesaat kemudian,kurasakan usapan lembutnya di tanganku yg memeluk pinggangnya.
"Justru aku yg keterlaluan,"kata Agung akhirnya lirih. "Ha-rusnya aku lebih menghargai krn kamu sudah mengorbankan waktumu bareng keluarga,hanya untuk menemaniku.Gak pantes kalo kalimat kemarin itu aku lontarkan,"lanjutnya.
"Iya!Kamu keterlaluan!" kataku menyetujui,tp dg suara bercanda yg kubuat seperti merajuk.
Agung tertawa kecil mendengarnya,"Maaf ya?"pintanya pelan.
'Hm-mh. . .,"gumamku dan memiringkan wajahku untuk melihatnya.Ternyata wajah Agung sudah kembali basah. Aku mendecak melihatnya."Aduuuuuh. . ., ga usah nangis lagi deh!Mukamu jd kelihatan jelek,tahu?!"celaku kembali merasa tak enak padanya.
Lagi-lagi Agung tertawa kecil."Habis. . . ."
"Udah dong.Jadi kaya sinetron aja.Lagian,yg biasanya bertugas buat nenangin orang nangis kan kamu.Kok sekarang jd kebalik gini?"bujukku lagi dan mengusap pipinya dg jariku,membersihkan air matanya."Aku mau mandi bentar,trs pijitin kepalaku pake hair tonic lagi ya?Masih capek,"pintaku manja.
"Tapi sarapan dulu,"kata Agung.
Aku nyengir senang."Siiip!!Aku mandi dulu dan jangan nangis lagi,"ujarku.Sebelum berlalu,krn gemas melihatnya, aku mencium pipi Agung sekilas.Lucu banget sih melihat dia yg habis nangis gitu.Jd kayak anak kecil salah kostum hehehe. . . .  

XIII
Sore harinya, Agung mengantarkanku ke rumah Randy untuk mengantarkan oleh2. Kami mendapati Wina sudah asyik bercengkrama disana.Ternyata Tante Marsya dan Oom Iwan sedang keluar. Dirumah cuma ada Randy dan Tita yg langsung berteriak senang dan menggelayut pdku.
"Gerak cepat nih!Udah mau ngambil hati calon mertua Win?" godaku saat Tita membawa oleh2ku ke dalam. Wina merona krn nya.
"Kamu sendiri ngapain balik kesini?" tanya Wina balik yg jd nyolot krn keisenganku.
"Iya.Baru jg minggat dua hari udah balik."imbuh Randy.
"Aku yg minta dia balik kok Ran,Win!"sahut Agung membuatku sedikit kaget krn dia mau mengakuinya.
"Kenapa Gung?" tanya Wina.
"Kangen aja.Gak rame kalo gak ada dia," sahut Agung santai. Randy dan Wina sejenak saling berpandangan. Sementara aku mendengus kesal mendengar jawaban Agung tadi.
"Bukannya udah ada Rico?" sindirku membuat Agung nyengir.
"Rico siapa?" tanya Wina ingin tahu.
"Boneka kecil pinguin dia!" sahutku sedikit menggerutu. Lalu kuceritakan dg singkat knp aku balik ke Bali cepat2. Lagi2 Wina dan Randy saling berpandangan setelah mendengarnya.Aku jd mengangkat sebelah alis melihat reaksi mereka. Aku sudah hendak bertanya,tp jd urung saat Tita kembali muncul dan menarik tanganku.
"Kak Dava,ajarin Tita PR Inggris,"pintanya manja.
"Eh gimana kalo sama aku aja Tita?"tawar Agung.Tawaran itu tdk perlu diulang dua kali. Tita langsung ganti menarik tangan Agung kedalam.Aku terkekeh melihatnya.
"Tau aja Tita sama orang cakep," ujarku geli.
"Lo ga ada niat nyari pacar lg Va?"tanya Randy tiba2.
Aku sedikit heran dg pertanyaan Randy yg tiba2.Tp aku hanya nyengir."Males Ran! Enakan jg gini.Ga ada kewajiban buat merhatiin/ngerjain macem2 buat narik perhatian orang.Ga harus ngelakuin macem2 hal.Santai dan tenang," jawabku.
"Tp lo kelihatan nyaman bareng Agung.Pacaran aja ma dia.Kelihatannya cocok tuh!"seloroh Randy membuatku terkekeh.
"Iya!"dukung Wina
"Boleh jg tuh.Ga ada jeleknya. Toh dia jauh lebih cakep dibandingin ma Randy. Iya ga Win?"sahutku membuat Wina dan Randy misuh2.Aku kembali tertawa lalu bangkit untuk ke dalam melihat Agung dan Tita yg bukannya lagi belajar tp malah cekikikan."Kok malah maen?"tegurku dan pasang tampang galak sembari berkacak pinggang.
"Habis Kak Agung ngajak bercanda melulu,"adu Tita membuat Agung jd sedikit panik.Apa lagi saat aku menggeram marah padanya.
"Eng-enggak kok Va.Tita gitu ih!"
Aku langsung menghampiri Agung dan menjepit lehernya dg lengan kananku,"Harusnya kan diajarin PR nya. Bukannya bercandaan melulu,"omelku gemas sambil memberi jitakan2 pelan ke kepala Agung. Agung berteriak kesakitan membuat Tita makin seneng.
"Aduh!Ampun deh!!"pintanya.
"Ajarin Tita!!"
"Iya!Lepasin duluuuuuu!!"rengek Agung membuat Tita kembali tertawa.
"Kak Agung lucu!Sering2 maen jesini ya Kak?"pintanya polos.
"Eits!Ga boleh!Kak Agung cuman boleh maen sama Kak Dava!"godaku dan memeluk Agung.Tita langsung protez. Dan akhirnya,karena lebih banyak bercandanya,PR Tita yg seharusnya bisa selesai dlm waktu bbrp menit,baru kami bereskan setelah satu setengah jam.
Dan dalam hati aku bersyukur, krn atmosfir aneh antara aku dan Agung semalam telah hilang tak berbekas.
  

XIV

"Hujan. . . .,"gumamku sembari tiduran dikasur.Gini nih gak enaknya lahir dibulan Januari.Tiap ulang tahun pasti hujan,pikirku.Tp gak ada bedanya jg sih kalo hari ini terang.Mau ngerayain ama siapa coba?Pacar aja gak punya.Dan aku jg ga pernah gembar-gembor soal tanggal lahirku ke teman2 kampus.Td si Randy doang yg pagi2 udah ngucapin met ultah.Dan dia udah dari dulu ku sumpah untuk tutup mulut soal ultahku.
Tadinya sih aku berencana buat ajak keluar si Agung,tp krn hujan ini,sepertinya lebih baik gak usah.Padahal sumpah pengen banget!Tuh anak bener2 udah kasih aku banyak hal.Sepatu reebok hadiah dari ortunya skrng udah jadi benda favoritku(emang beda ya,barang asli ma palsu?hehehe. . .) yg nyaris gak pernah kulepas.Dia juga memasukkan namaku jadi Gym Buddy nya,jadi aku bisa nge gym gratis di clubnya,plus personal trainer.Gila aja! Seumur-umur gak bakalan aku bisa gabung ke club kayak gitu.Agung bilang sih dulu gak ada yg bisa jadi temen gym nya.Fasilitas gym buddy nya udah lama banget nganggur.Sayang kan?Untung ada aku.Tapi dihari pertama aku selesai nge gym,tubuhku terasa remuk dan sakit saat digerakkan.Reaksi yg normal kata Agung.Dia bilang setelah bbrp lama,hal itu akan hilang.
Dia jg sering antar jemput aku ke kampus.Traktir makan.Juga beresin kamarku yg sering berantakan.
Hubungan kami jg jadi jauh lebih dekat.Bbrp gosip memang masih terdengar,tapi kami cuek saja.Toh orang2 terdekat kami tahu.Jadi yang lain,ke laut aja lah!Bahkan kadang2 aku/Agung jg kumat jahilnya.
Misalnya pas kami dikantin,kami pernah dikasak kusukin sama bbrp orang mahasiswa/mahasisiwi yg jg lagi jajan disana.Tp dg santai aku justru minta Agung untuk suapin aku.Agung dg sok mesra jg ikut megimbangi aktingku.Sementara Randy yg waktu itu bareng Wina cuma ngakak.
Bodoh amat deh!
Kalo memang boleh memilih,mending jg aku pacaran ma Agung drpd cewek bego macem lmelda.
. . . . .eh?Lho?Kok aku jadi mikir gitu?
Aku terdiam,lalu memukul kepalaku saat sadar akan pikiran yg terlintas tadi.Sinting!,gerundengku dalam hati.
Deringan ponsel akhirnya yg menyadarkanku.Nama Randy yg muncul dilayar.
"Hallo Bro.Ada apa?"tanyaku dg suara riang.
"Va!Untung lo langsung angkat.Gw ada dirumah Agung. Lo kesini cepetan!Dia kecelakaan!"kata Randy cepat dg nada panik.
Hatiku mencelos mendengarnya.Aku nyaris terlonjak."Gw meluncur!"sahutku dan langsung menyambar kunci sepeda.Dan sialnya,aku baru nyadar saat naik ke sepeda kalau jas hujanku hilang bbrp hari kemarin.Bodo ah!sergahku dalam hati dan langsung menstart sepeda motorku.
Saat tiba dirumah Agung,aku basah abiz.Kacau banget pokoknya. Satpam yg telah mengenalku segera membukakan pintu pagar.Setelah memarkir sepeda aku segera berlari kedalam,hendak langsung ke kamar Agung.
"Happy birthday to you. . .
Randy,Wina dan Agung yg sedang memegang kue tart telah menyambutku dibalik pintu.Mereka tak mampu menyembunyikan geli mereka melihatku yg tampak konyol. Basah,ngos-ngosan plus terbelalak kaget,sedikit bingung dg apa yg terjadi.
"Yessss!!Berhasil!"Randy meninju udara penuh kemenangan.
"Dasar!Kasihan kan dia kebasahan!"tukas Wina,tp dg mulut tersenyum geli.
"Ayo make a wish dan tiup lilinnya,"kata Agung.
Aku sontan menggeram marah,sadar kalau habis dikerjain. Yang lain cuma ngakak keras.Akhirnya aku memejamkan mata sejenak lalu meniup lilinnya,membuat semua bersorak.
"Ide siapa tadi supaya aku basah2an?"tanyaku cepat.
"Randy!"jawab Wina dan Agung kompak!
"Makasih ya Ran!"aku langsung menghambur padanya dan mengusapkan tubuhku yg basah ke Randy.Karuan aja dia teriak2 protez karena sekarang dia jg ikutan basah. Wina dan Agung cuma tertawa dan menjauh dari kami.
"Anjrit!Gila!!"Randy misuh2 saat aku melepasnya.Tubuh bagian depannya kini jadi separuh basah.
"Aku mandi dan ganti baju dulu ya?"pamitku pada yg lain lalu dg santai melenggang ke kamar Agung.
Saat aku kembali ke ruang tengah,Randy telah mengganti t-shirt nya dg t-shirt pinjaman dari Agung.Dia mengacungkan bogem pdku yg kubalas dg cengiran. Malam itu,Agung sudah menyiapkan bbrp hidangan untuk kami.Semua spesial.Tp yg membuatku girang,aku dapat kado dari dia dan Randy yg patungan dg Wina.
Randy dan Wina memberiku sepatu baru,dan dari Agung, sebuah jam tangan keren silver.Malam ini aku benar-benar bersyukur,krn hari ulang tahunku berjalan lebih sukses dari yg kubayangkan.Dan aku merayakannya dg orang2 terdekatku disini
"Ok,this party's sucks.Gimana kalau kita bikin permainan," usul Randy saat kami telah kehabisan bahan untuk ngobrol.
"Fine.What game?"tanya Agung.
"Truth or Dare!"kata Randy dan membersihkan meja. Diletakkannya sebuah botol syrup ditengah.Dia menatap kami dg tatapan menantang.
Agung dan Wina cuma mengangkat bahu,tp aku langsung menggeleng."I'm not in!"
"Oh no!You have to!"potong Randy."You're the star of the show.It's your birthday!"katanya lagi.
Agung dan Wina ikut2an protes hingga akhirnya aku tak punya pilihan.Dan Randy pun memutar botolnya. Lucunya,korban pertamanya adalah dia sendiri.
"So,Randy.Truth or Dare?"tanyaku senang.
Randy mikir sebentar,"Truth!" jawabnya yakin.
"Apa hal yg terjauh yg pernah kalian lakukan selama kalian berdua pacaran?"tanyaku langsung yg sontan membuat Randy merona dan Wina protez."Hei,permainan ini ide Randy,dan kamu yg menyetujuinya.Aku sudah protez,"jawabku santai.Agung jelas aja ngakak.
"Fine!We did 'that'!"jawab Randy akhirnya dg muka memerah parah!Wina akhirnya hanya mampu mengerang dan menutup wajahnya."Tp inget,semua yg terjadi malam ini tidak boleh keluar.Hanya untuk kita yg ikut saja!!" lanjut Randy.
"Baiklah!Tapi kalau Tante tahu,pasti akan jadi menarik," gumamku pelan.
"Dava!"potong Randy membuatku tertawa.
"Okay!Fine.Aku tahu.Hanya untuk kita. Win,tenang. Rahasiamu aman bersamaku!"kataku lagi geli.
Randy hanya menggerutu dan kembali memutar botol.Sial baginya krn botol itu kembali menunjuknya.Randy mengumpat keras sementara Wina kembali menutup muka.
"Dare!"pilih Randy akhirnya.
"Praktekkan cara kamu mencumbu sampai Wina akhirnya mau make love sama kamu!"perintahku cepat!
Randy dan Wina mendelik dan Agung ngakak dan bertepuk tangan keras.Akhirnya dg sedikit kaku dan muka merah padam Randy mempraktekkan jurus gombalnya dalam merayu Wina yg cuma pasrah saja.Tp aku sempat sedikit protez saat Randy mencium Wina dg ogah2an dan Wina hanya diam pasif
"Woooooww. . . .!That was one lousy kiss!"komentarku sinis saat Randy menghentikan ciumannya pada Wina.
"I think that's sweet!"imbuh Agung membuatku mendengus keras.
"Nenekku bisa mencium lebih baik dari itu!"celaku lg.
"Tunggu aja giliranmu!"ancam Randy yg kutanggapi dg cibiran sinis.Pada putaran berikutnya,Randy kembali misuh2 krn yg kena kini Wina.
"Truth!"kata Wina pasrah.
"Kapan terakhir kali kalian make out?"tanyaku dg muka mupeng.
"Hei,dari tadi cuman lo doang yg nanya!Gantian Agung dong!"protes Randy.
"Baiklah.Agung?"kataku mempersilahkan Agung dg tatapan penuh konspirasi.
"Sama!"jawab Agung singkat yg membuatku ngakak. Randy misuh2 kaya emak2.
"Tadi pagi,"jawab Wina akhirnya dg wajah tertutup tangannya.Aku dan Agung bersiul keras.Wajah Randy semakin merona.
"Hebat Ran!Dimana?"tanyaku menggoda.
"Hei,itu dua pertanyaan n I'm not gonna answer that!" potong Randy sembari memutar botol.Sial bagi Agung krn kali ini gilirannya.
"Truth!"pilih Agung singkat.Aku sudah hendak buka mulut tp langsung ditahan oleh Randy.
"Ga bisa!Kalo lo yg nanya,pasti cuma yg ringan2 doang. Gung,dg siapa pengalaman seks terhebat yg pernah kamu alami?"tanya Randy.
Hening sejenak.Agung yg kini merona cuma mampu menunduk malu sementara kami diam menanti jawabanya.Sebenarnya aku berharap kalau dia menjawab bahwa dia belum pernah melakukannya.Tp dg penampilan,usia, serta kemampuan seperti yg dia miliki, seharusnya aku tahu kalau itu mustahil.
"Chris!"jawab Agung akhirnya tanpa menatap salah satu dari kami.
Dan barulah aku sadar akan satu hal.Hatiku langsung mencelos.
SHIT!!!!
"Chris?Tapi itu kan. . . ."Randy tak meneruskan kalimatnya. Sementara aku kembali menyumpah dalam hati,baru sadar kalau Randy ataupun Wina tak tahu bahwa Agung benar2 seorang gay.
"Yeah! I'm gay!"kata Agung dg tersenyum.
Randy dan Wina menatapku seakan-akan meminta konfirmasi.Aku tersenyum tipis lalu akhirnya dg singkat kuceritakan kisah pertemuan kami dulu. Tentang bagaimana kami bertemu hingga kami dekat.
"Kalian. . . ga ada masalah kan?!"tanyaku sedikit khawatir dg reaksi Wina dan Randy.Mereka cepat2 menggeleng.
"Sedikit kaget sih!Sayang jg knp Agung bisa gay.Padahal Agung punya semua kualitas seorang pasangan yg sempurna.Yg jadi pacarnya pasti happy, "kata Wina membuat kami semua tersenyum.
"Seperti si Chris mungkin?"sindirku membuat yg lain tergelak sementara Agung hanya tersenyum malu tanpa melihatku.Suasana yg tadinya sedikit tegang jadi kembali rileks. Aku kemudian meraih botol dan memutarnya, melanjutkan permainan.Agung lagi korbannya.Aku hanya mampu menggaruk kepalaku yg tak gatal dan menatapnya menyesal,sementara Randy dan Wina berteriak girang.
"Gung,truth or dare?"tanya Wina semangat.
"Truth!"kata Agung setelah mikir sebentar.
"Udah berapa orang cowok mantanmu?"sambar Randy membuatku sedikit mengangkat alis mendengarnya.
"Ehhmmm. . . . 5," jawabnya,sedikit malu2.
"Siapa aja?"tanya Wina dg muka mupeng membuatku mengernyit heran. Nih anak cewek ga beres kali ya? Masa tertarik sama daftar cowok Agung?!
"Adi,Arul. . .,Rendra. . . .,Chris sama. . . . . Andhika,"jawab Agung kembali tanpa melihatku.
Gila!!!Banyak juga mantannya! batinku. Taruhan, pasti semuanya cakep2 tuh!
"Didi you make out with them all?!!"
"Hei wait?!!Those were 3 questions!" potongku yg akhirnya tak tahan diam hanya mendengarkannya saja."Padahal td Randy gak mau jawab 2 pertanyaan!"protesku lg.
"Yeeee. . . .!Semangat banget Mas?!"sindir Randy tapi langsung berhenti nyolot begitu melihatku mendelik sengit."Ya udah deh. Ayo Gung,kamu yg putar botolnya."
Agung hanya tertawa kecil dan memutar botol itu.Dia memutarnya sedikit kencang,jd kami semua menunggu dg tegang.Dan. . . .
"HAH!!!!"Randy melonjak senang saat botol itu menunjukku.Aku menggumamkan makian pelan dan melihat sebal kearah Agung. Dia cuma nyengir saja melihatku.
"Dare!"putusku langsung.Aku tak akan membiarkan Randy membuka aib ku didepan Agung dan Wina.       
Untuk sejenak Randy dan Wina saling berpandangan."Kiss him!"kata mereka kompak menunjuk Agung.
Aku sontan melongo kaget."APA?!"
"Cium Agung.Bukan ciuman basa basi,tapi ciuman yg benar2 panas seperti lo mencium mantan2 lo dulu!"
Sial!!Mungkin lebih baik kalau aku tadi memilih truth saja, gerutuku dalam hati.Belum lagi mencium, ngebayangin akan melakukannya aja sudah membuat wajahku seperti terbakar.Agung sendiri yg kaget jg tampak tak enak hati.
"Guys,mungkin sebaiknya. . .."
"Oh no!" Randy dg cepat memotong kalimat Agung. "Tadi kalian sudah membuat gw dan Wina mengungkapkan rahasia terdalam kami. Plus,kami jg memberi kalian pertunjukan yg gak akan mungkin kami lakukan didepan orang lain.Jadi sekarang, tak ada dalih bagi kalian.And you Agung,be still!Tugasmu hanya diam.Tp kau dipersilahkan untuk berimprovasi jika memang mau!"berondong Randy dan berpaling padaku. "Kiss him!"perintahnya lg tegas.
Aku menyumpah pelan.
Akhirnya kuangkat tanganku dg canggung untuk memegang sisi wajah Agung. Sialnya,tanpa kusadari tanganku jd gemeteran dan berkeringat.Anjrit!Kenapa aku jadi panas dingin gini?! Untuk kesekian kalinya aku menoleh ke Randy dg tatapan memohon,"Please. . .,"pintaku memelas.
Randy menggeleng tegas."Kiss him!"perintahnya.Wina yg ada disampingnya terkikik dg mata berbinar gak sabar.
Sepertinya aku tak punya pilihan dan kembali berpaling pd Agung yg cuma diem pasrah. Tanganku yg masih menempel diwajahnya kembali sedikit gemetar.Apa lagi saat mata kami bertemu. "Kamu merem dong Gung!"pintaku yg langsung dituruti Agung.Dia tahu kalau aku super nervous skrng,sama sepertinya,karena kulihat tangan Agung yg ada di pangkuannya terkepal erat.
Perlahan aku mendekatkan wajahku ke Agung.Dan detik berikutnya,bibirku menempel di bibirnya.Bibir Agung basah,lembut dan manis.Saat aku mengulumnya, aku bisa mendengar suara desahan lirih Agung yg ternyata dari tadi sedang menahan napas.Suara desahan itu yg membuatku lupa diri dan semakin memperdalam ciumanku, lalu memasukkan lidahku,dan menyapukannya dg lembut di lidahnya. Agung meresponnya.Dan untuk bbrp lamanya aku lupa sedang berada dimana.Dan hanya karena kehabisan nafas akhirnya aku melepas ciumanku.
. . . . . .
Hening!
. . . . . .
Tak ada suara.
. . . . . .
Saat aku membuka mataku,Agung jg sedang melihatku dg tatapan yg tak kumengerti. Dan dari sudut mata,aku bisa melihat Randy dan Wina yg sepertinya ikut bengong. Akupun sadar kalau kami sedang berada dalam sebuah permainan. Bahwa ciuman ini hanya sekedar hukuman.Dan bahwa kami sedang tidak sendiri di ruangan ini. Aku menjauhkan wajahku dari Agung dan menarik tanganku yg tadi ternyata telah berada dibelakang kepala nya dan kugunakan untuk menekan wajahnya padaku.
"Puas?!"tanyaku pd Randy sembari berusaha mati2an menjaga agar mukaku terlihat datar.
Randy dan Wina yg tersadar akhirnya hanya mengangkat bahu sembari tertawa gugup.
"Apa perlu kita terus bermain?!"tanyaku lagi.
"Nope!"jawab Randy cepat.
Tanpa sadar aku menghela nafas lega mendengarnya.
"Sepertinya sudah terlalu banyak unexpected show and unexpected secrets,terungkap dimeja ini.Kita selesai. Honey,aku harus mengantarmu pulang,"kata Randy dan bangkit."Lo bareng gak?Masih hujan lho?"tanya Randy.
"No!Gw. . . . mau bantu Agung beres2 dulu,"kataku melihat ke arah Agung yg tiba2 saja sibuk beres2."Aku antar mereka kedepan dulu,"pamitku pd Agung yg hanya dia jawab dg anggukan cepat.
"Thanks atas semuanya Ran,Win,"kataku saat kami sudah berada dipintu depan.
"Sama-sama Bro.Dan. . . . ,"dia seperti ingin mengatakan sesuatu tp sulit.Wina yg ada disampingnya hanya menyentuh sekilas lengan Randy.Dia menoleh pd pacarnya itu dan tersenyum ,". . . dan kita ketemu besok dikampus ok?"kata Randy lalu pergi.
Aku diam disana sampai mobil Randy menghilang.Dan baru setelah itu,aku mengusap bibirku.Sepertinya karena sudah lama tidak berciuman,aku jadi sedikit terguncang oleh ciumanku dg Agung td.Yg lebih anehnya lagi,aku tidak ingat kapan aku pernah menikmati ciuman seintens dan senyaman ciuman yg kami lakukan td .Bahkan dg semua mantanku.Ada yg lebih dari sekedar ciuman tadi.Apa mungkin itu hanya krn dia cowok jg?
Mustahil kan kalo aku justru menikmati ciuman dg cowok daripada cewek?
Ugh!!Aku mikir apa sih?!
Aku cepat2 kembali keruang tengah dan mendapati ruangan itu telah bersih.Dua orang pembantu Agung bilang kalau Agung kekamar.
"Boleh nginap ga?"tanyaku pada Agung yg sedang nonton tv sambil duduk diranjang.
"Kenapa enggak?Ganti piyama sana,"katanya dan hanya sekilas melihatku.Aku tersenyum dan mencari salah piyama Agung.Setelah ganti di kamar mandi aku mendekati Agung dan langsung mengulurkan botol hairtonic padanya.Agung memutar bola matanya.
"Fine!"katanya pasrah.
Aku langsung berbaring telentang dg berbantal pahanya. "Knp dari tadi gak mau lihat aku sih?"tanyaku sedikit kesal saat Agung memijit kepalaku tapi menghindari kontak mata ."Krn ciuman tadi ya?"tanyaku langsung.Yg membuatku senang adalah saat kulihat wajah Agung jadi merah padam.Kulitnya yg putih membuatnya terlihat jelas. Aku jd gemas dibuatnya.
"Ng-nggak kok!"elaknya sedikit gugup.
Aku terkekeh dibuatnya,"Ngaku deh!"paksaku lg.
Agung semakin tersipu,"Apa harus dibahas?"tanyanya sedikit menggerutu.
Aku tak menjawab,malah lebih memilih memperhatikan wajahnya.Lalu pandanganku berhenti pd bibir merahnya. Bibir kenyal dan lembut yg td kukecup.Bibir yg mampu meninggalkan bekas yg aneh dalam pikiranku.Yg saat ini membuatku ingin kembali menciumnya.EDAAAANNN!! pikirku.Aku harus bisa kontrol diri! pikirku agak panik.
"Kalo gitu,gimana kalau kita bahas yg lain?"tawarku akhirnya.
"Bahas apa?"tanya Agung,masih menghindar melihatku.
"Bagaimana kalo soal hmmmm. . . mantanmu.Adi,sama Rendra?Atau Chris?!Penasaran dg . . . apa kau tadi menyebutnya?"Aku pura2 berpikir sebentar; ". . pengalaman seks terhebat yg pernah kau alami?" Yeah. Aku ingat tadi dia megatakan itu.
Wajah Agung yg tadi sudah normal kembali merona."Apa yg ingin kamu tanyakan?" tanyanya seraya kembali menuangkan hairtonic kerambutku dan mengusapnya lembut.
"Orang mana?"tanyaku.
"Swedia,"jawabnya singkat.
"Tell me about him,"pintaku dg nada serius.
Agung diam sejenak."Well. . . kami bertemu disebuah club. Dia sedang liburan disini.Ngobrol,nyambung dan akhirnya kita sering ketemu.I'm not interested in a sorta summer fling,kujelaskan itu pdnya.Dan Chris mengerti dan dia benar2 ingin memiliki suatu hubungan dg ku.Dan akhirnya kita. . . jadian.He was a great guy.Dia menghormati aku dan benar2 menyayangi aku.Dia. . . bisa menunjukkan hal2 baru yg dulu tak pernah kuketahui sebelumnya."
"Maksudmu. . . dalam seks?"tanyaku.Agung hanya mengangkat bahunya."Maksudmu seperti yg di film2 itu?Yg tangan diikat,dicambuki dan. . ."
"What?!Noo...!!"potong Agung."Maksudku antara dua orang yg saling mencintai.He was so sweet!"
"Apa yg membuat kalian bubar?"tanyaku.
"Well. . . . dia sangat posesif,ingin menikahiku dan membawaku ke negaranya.Waktu itu aku masih 19 tahun. Tentu saja hal itu sangat menakutkan bagiku.Jadi kami malah lebih sering bertengkar.Hingga akhirnya dia bilang, dia akan memberiku waktu untuk tumbuh.Dan mungkin, suatu hari dia akan kembali kesini untuk menjemputku. Kemudian. . . dia pergi."
"Kalian masih berhubungan?"tanyaku lg.
"Dia tak pernah membalas email ku,"jawab Agung dan mengangkat bahunya.
Aku diam sejenak,"Lalu bagaimana dg yg lainnya?"
Agung menghela nafas," Apa perlu dibahas?They're all past.Dan aku sudah meninggalkan mereka dibelakangku."
"Apa ciumanku tadi lebih baik dari Chris?"tanyaku penasaran.
"Apa-apaan sih?"gerutu Agung mendengarnya.
"Hei,aku cuma ingin tahu,"ujarku membela diri.
"Emangnya kamu suka dibanding-bandingin sama orang lain?"
"Just tell me ok?"pintaku ngeyel.
Agung mendengus keras,"Secara tehnik,Chris lebih baik. Mungkin karena dia punya pengalaman lebih dan. . .,"
Aku sudah menciumnya!
Tanganku bergerak meraih rambut Agung dibagian belakang lalu menekan kepalanya,memperdalam ciuman kami.
"Tunjukkan padaku bagaimana Chris melakukannya," pintaku.Agung terdiam bbrp waktu menatapku.Lalu dia menciumku menunjukkan bagaimana seharusnya aku melakukannya.Dan dia benar2 hebat.Dia bisa membetulkan posisinya tanpa kuketahui.Dan tahu2 tubuh kami sudah saling sejajar dan dia menciumku sampai aku lupa dan kelabakan untuk meresponnya.Dan saat dia melepas ciumannya,kami berdua telah terengah-engah kehabisan nafas.Dan saat mataku terbuka,aku sadar sepenuhnya kalau yg ada didepanku adalah Agung.Gila!!!
Aku telah berciuman hebat dg seorang lelaki.Tanpa dipaksa atau tanpa sebab jelas.Bahkan aku yg melakukan gerakan pertama.Dan aku tak menyesalinya.Aku menikmatinya.Aku menyukai ciumanku  dgnya.Dengan orang yg saat ini berada dalam pelukanku.Dan dia adalah Agung,yg dg jelas sekali aku tahu adalah seorang gay.Have l lost my mind?!!Tanpa sadar aku menelan ludah.
"Aku mau tidur,"kataku pelan saat aku telah mampu menemukan suaraku.
"Boleh aku tetap disini?"tanya Agung lirih.
Aku tak menjawab.Hanya menghela nafas panjang dan mengusap pelan kepala Agung yg kini bersandar di dadaku.
Aku pasti sudah gila!!pikirku ngeri.

XV

Aku kembali terbangun keesokan harinya sendirian.Sisi ranjang tempat Agung tidur jg telah dingin.Jd dia sudah terbangun tadi.Aku memicingkan mata,mencoba melirik weker.Pantes.Udah jam delapan pagi,pikirku dan segera bangun untuk sikat gigi dan cuci muka.
Saat turun kebawah,aku sedikit kaget karena menemukan Tante Niken sedang santai menonton tv.
"Dava sayang!Sudah bangun rupanya.Agung sama Papi nya sedang keluar sebentar membeli makanan.Tante sedang ingin chineese food.Sini,temani Tante nonton!" kata Tante Niken dan menepuk sofa disebelahnya."Dan Agung bilang kemarin kamu ulang tahun ya?Selamat ya sayang?!"sambung beliau.
"Makasih Tan.Kapan pulang Tante?"tanyaku mendekat dan membiarkan Tante Niken mencium pipiku.Orang borju kalo ketemu gini nih.Tante Marsya ibu Randy jg begini ini.
"Tadi pagi.Tadi waktu Tante sama Oom liat kekamar Agung,kalian masih tidur,"kata beliau ringan.
DEG!!!
Aku langsung merasa tak enak hati.Jadi tadi mereka kekamar Agung saat kami sedang tidur.Apa yg mereka lihat?Semoga bukan sesuatu yg tidak pantas,harapku dalam hati.Tapi sikap Tante Niken yg santai sedikit membuatku lega.Pasti bukan hal yg buruk kan?Kalo nggak Tante Niken pasti sudah komentar.
"Gimana kuliahnya?"tanya Tante Niken lagi.
"Baik Tante.Semester kemarin IP nya juga naik,"jawabku.
"Waah bagus kalau gitu.Sembari nunggu Agung sama Papi nya pulang,Tante pengen ngomong sedikit sama kamu.Sebentar,Tante ambilin jus jeruk ya?!"kata beliau dan berlalu.
Uh-oh!pikirku cemas.Kira2 apa ya yg ingin beliau bicarakan?
"Ini tadi jeruk Tante beli di Singapur lho.Seger banget!" kata Tante Niken yg kembali dg 2 gelas jus jeruk ditangannya. Diserahkannya satu padaku.
"Enak Tante!"kataku setelah mencicipinya sedikit.
"Iya dong!Oh ya Va,akhir2 ini Agung ga punya masalah gak?"tanya Tante kemudian.
Aku berpikir sejenak,"Sepertinya enggak Tan.Agung baik2 saja kok,"jawabku seraya kembali meminum jusku.
"Dava tau kan kalau Agung gay?"
Aku langsung tersedak dan batuk2 keras mendengarnya. Tante Niken segera bangkit mengambil tissue untukku.
"Kamu ini gimana sih?!Belepotan tuh,"kata Tante dan mengusap bibirku dg tissue.Aku jd jengah dan mencoba melapnya sendiri.
"Nggak papa Tan.Maaf,"ujarku dan cepat2 membersihkan diri."Jadi. . . . Tante tahu?"tanyaku pelan tanpa berani memandang matanya.
"Ya tentu saja.Tante ini kan ibunya.Tante jg Dokter.Jadi nggak bego2 amat. Sudah lama Tante dan Oom mu tahu Va. Dan kami sudah belajar untuk menerimanya. Bagaimanapun jg, dia anak kami. Dan bukan kemauannya jg kan dia begitu"ujar beliau sedikit bercanda."Kalian punya hubungan khusus?"
Tubuhku sedikit menegang.Aku semakin tak berani memandang wajah Tante Niken.
"Agung pernah cerita tentang bagaimana kalian bertemu. Dan kalau memang itu benar,Dava straight kan?"tanya Tante lagi dg nada ringan yg bersahabat.
Aku sama sekali tak bisa membuka mulutku atau bergerak seinci pun.Yg jelas mukaku benar2 terasa terbakar.
"Sayang,dengar Tante.Jangan anggap Tante memarahi atau menguliahimu.Please anggap kata2 Tante hanya bentuk kepedulian orang tua pada anaknya.Kalau memang Dava punya hubungan khusus dg Agung,Tante akan senang sekali.Krn Tante tahu,Dava anak baik2.Tp kalau Dava tidak mempunyai perasaan khusus pada Agung, Dava harus bijaksana.Kalau Tante lihat,bagaimana cara kalian tidur tadi bukan hal yg pantas dilakukan oleh 2 orang teman."
YA TUHAAANN!!!Tenggelamkan aku ke tanah sekarang!!
"Kalau Dava tdk punya perasaan apa2 pd Agung,mungkin sebaiknya Dava memberi batasan2 yg jelas dalam kalian berhubungan,"lanjut Tante dg suara lembut."Tp Tante ingin Dava berpikir dg seksama.Apa Dava sayang pd Agung? Seberapa besar sayang Dava?Dan bagaimana bentuk sayang Dava pd Agung?Sebagai teman ataukah lebih?Pikirkan dg baik Nak.Satu hal yg kau harus tahu,menjadi gay itu tidak mudah.Kau tahu sendiri bagaimana.Belum masalah yg mungkin akan muncul. Reaksi2 tidak enak yg mungkin akan Dava dapatkan dari keluarga,teman2 juga lingkungan Dava.Jadi Dava harus benar2 berpikir bijak.
Ini hidup Dava.Dava yg menentukan baik buruknya.Tapi kalau boleh Tante berpendapat,akan lebih baik jika Dava berpikir dg tenang tanpa campur tangan orang lain. Sebelum terlambat.Sebelum banyak orang yg akan terluka. Semakin cepat Dava mengetahui apa maunya Dava,makin baik pula hal itu.Untuk Dava jg Agung,"kata Tante Niken.
Aku tahu beliau tidak memarahi atau bermaksud buruk yg lain.Tp tetap saja aku merasa tertampar,"Tante. . . . ingin Dava menjauhi Agung?"tanyaku pelan.
"Oh honey!Sama sekali tidak!"seru Tante Niken tertahan. Beliau langsung mendekat dan memeluk bahuku."Sama sekali tidak!Yg Tante inginkan hanya Dava memberi batasan yg jelas dlm bersikap.Sebagai teman atau lebih. Jangan sampai Agung salah mengartikan sikap Dava. Jangan sampai pula Dava terlibat dalam hal yg tidak Dava inginkan.Dava bisa paham?"
Aku mengangguk setelah terdiam beberapa lama.Aku paham maksud Tante Niken.Kalau dipikir memang hubunganku dg Agung memiliki batas yg tak jelas.Sepasang sahabat tak mungkin sampai berciuman seperti yg kami lakukan semalam kan?Aku jg tak yakin kalau aku ingin menjalin hubungan dg seorang pria. Bahkan jika itu Agung.Aku tak pernah berpikiran untuk menjadi seorang homoseksual.Tidak sekalipun.
Jadi, bagaimana sebenarnya hubungan kami?
Apa yg ingin aku miliki bersama Agung?

Bbrp saat kemudian kami sedikit dikagetkan dg suara Agung dari pintu depan.
"Cheer up honey!Mereka datang,"kata Tante Niken dan bangkit menyambut suami dan putranya.
Aku berusaha bersikap biasa2 saja didepan Agung,meski ternyata hal itu cukup sulit.Karena tak tahan berlama-lama seperti itu,aku segera pamit pulang setelah mandi dan makan bareng.Tante Niken mengantarku kedepan. Sebelum pergi beliau memelukku dan berbisik,"Pikirkan baik2 okay honey?"
Aku hanya mengangguk dan mengucapkan terimakasih.


XVI

Selama hampir satu minggu,kata2 Tante Niken terus terngiang ditelingaku.Beribu pertanyaan mengiringi kata2 Tante Niken itu.

Apa yg sebenarnya aku inginkan?

Apakah aku ingin menjalin hubungan dg Agung?
Aku bisa langsung menjawab,tidak!Aku tak pernah punya keinginan untuk memiliki hubungan dg Agung atau cowok lainnya.

Apakah aku punya perasaan yg khusus pd Agung?
Khusus seperti apa?Aku peduli pdnya.Menyayanginya.Tp kalau perasaan yg berlebih seperti pd kekasih?Tentu saja tidak!

Apakah aku gay?
Tidak!tentu saja TIDAK!

Lalu kenapa aku bisa berciuman dg Agung?!
Pertanyaan ini cukup sulit dijawab.

Nafsu sesaat?
Ga mungkin.Knp aku bisa punya nafsu sesaat ke Agung yg jelas2 lelaki sementara aku bukan gay?

Iseng?
Dengan jujur aku mengakui kalau aku serius dg ciumanku itu.Aku benar2 menikmati ciumanku dg Agung.

Tak sadar?
Hellooooo ?!Aku tidak mabuk waktu itu.

Apakah aku begini krn Agung?
Well,aku belum pernah dengar kalau gay adalah penyakit menular.

AAAAARRRGGGGHHH!!!
SIAL!!!

Aku benar2 tidak memiliki jawaban yg bisa menenangkanku. Aku pun jadi sering diam memikirkan jawabnya.Aku jg sedikit menjaga jarak dg Agung.Sebisa mungkin aku membatasi kebersamaan kami.Kalaupun harus bersama,aku selalu mengusahakan ada orang lain bersama kami.Entah itu Randy,atau teman yg lain.Tentu saja hal ini membuat Agung heran.Dia sempat menanyakan ada apa dgku.Aku jawab saja tak ada masalah.Bahkan Randy pun akhirnya merasa heran.        

"Ada apa sih Va?Lo kok jadi aneh akhir2 ini?"tanya Randy saat kami meluncur dalam mobil menuju rumahnya.
Aku hanya menghela nafas dg tatapan kosong ke depan.
"Kali aja gw bisa bantu,"bujuknya.
Untuk sesaat aku diam memikirkannya.Aku ragu apakah Randy bisa bantu."Aku jg gak tau Ran!"kataku pelan."Tp menurut lo. . . .gay itu bisa menular gak sih?"tanyaku akhirnya.

Hening!

Hebat! pikirku saat sadar.Mungkin aku telah membuatnya ketakutan. "Lupakan Ran. Gw tadi ngawur dan. . ."
"Agung ya?"tanyanya ringan.Aku sontan berpaling pd Randy.Apa dia tahu?Tp Randy hanya tersenyum tipis.
"Sebenarnya bukan hak gw buat ngomong.Tp sebenarnya gw udah lama pengen bilang.Mungkin. . . .sebaiknya lo kasih batasan yg jelas soal bagaimana kalian berdua berhubungan."
Aku mengerang dg tanganku menutup wajah."Ooooh please.Not you too,"keluhku.
"Apa?!Gw bukan yg pertama?"tanya Randy sedikit kaget.
Aku tertawa kecut.Akhirnya,aku menceritakan percakapanku dg Tante Niken waktu itu.Randy tidak langsung berkomentar.Dia diam seolah-olah menelaah lebih dulu ceritaku.
"Lo suka Agung?"tanya Randy akhirnya.
"Ya jelaslah.Sama seperti gw suka ke lo kan?"sergahku.
"Tidak lebih?"
Aku ternganga kaget."Maksud lo?" tanyaku sedikit emosi.
"Bro dengar,tolong jawab saja.Lo yakin tidak menyukai Agung lebih dari sekedar sahabat?Tolong pikir dg baik2 sebelum menjawab.Inget ciuman kalian dimalam ulang tahun lo itu?Gw ragu seorang teman bisa sampai seperti itu."
"Hei,itu kan tantangan yg lo berikan dan. . ,"
"Dava,gw bukannya sedang menghakimi,"potong Randy cepat."Tp justru itulah poin yg ingin gw tunjukkin. Segila apapun elo dalam memenuhi tantangan permainan,lo gak akan mungkin mencium seseorang seperti itu kalo lo gak punya perasaan khusus pd nya.Dan teman,l say this as your best friend,menurut gw Tante Niken benar.Lo harus mulai memberi batasan2 yg jelas soal hubungan lo dg Agung,"tegas Randy.
Dan akupun kembali terbungkam!

XVII

Kuputuskan memang sebaiknya aku menjauh dari Agung. Kupikir mungkin saja kami terlalu dekat sehingga batas antara teman dan pacar antara kami menjadi buram.Akan beda urusannya kalau Agung str8t seperti Randy.Tp berhubung dia gay,aku harus bisa memberi batas dalam hubungan kami.

Aku mulai menghindarinya.Tak pernah mau diajak bareng. Menolak saat diajak pergi.Menghindar saat bertemu.Tak membalas telepon atau sms.Dan langkah drastis berikutnya yg aku lakukan adalah,pindah kost.Aku merahasiakan kost ku yg baru.Bukan hanya dari Agung,tp jg Randy.Lalu,aku mengganti nomor ponsel ku.Dan hanya Randy dan orang2 penting aja yg kuberitahu no ku yang baru.Aku minta mrk untuk merahasiakannya.
Agung diam saja?
Tentu tidak.Beberapa kali dia mencariku,mengajakku bicara atau ketemu.Semua kutolak dan tak kuhiraukan. Aku bersikap dingin dan acuh didepannya.Agung sudah bertanya baik2,memohon bahkan hampir menangis waktu dia berhasil memojokkanku disudut kantin suatu hari.Tp aku tetap acuh.Aku benar2 ingin menjauh darinya serta dari sesuatu yg berhubungan dg nya.
Pernah suatu kali Agung kekelasku.Bbrp teman langsung bersiul menggoda kami.
"Ya ampun yg lagi musuhan!"
"Dava,pacarnya nyari tuh!"
"Iya minta rujuk tuh"
"Kasihan Va!"
Dan masih banyak komentar2 usil lain bermunculan.
Darahku kontan mendidih dalam hitungan detik.Telingaku berdenging hebat.
Aku menggebrak mejaku dg keras dan bangkit,memandang tajam kesaentero kelas."Satu komentar lagi,dan aku sumpah! SIAPAPUN yg mengeluarkannya akan menyesal!"ancamku dingin.Dan kelas sontan sunyi mencekam.Teman2ku super kaget.Bbrp orang cewek kulihat memucat.Sementara Agung,dia memandangku seolah-olah belum pernah melihatku sebelumnya.Aku cuma menatapnya sekilas tanpa berkata apa-apa.Aku meraih tas ku lalu pergi tanpa menoleh lagi. Bahkan Randy pun tak berani menyusulku.

Dan apakah aku tenang dan senang dg semua itu?!

TIDAK!!!
Aku membencinya!Aku membenci hari2ku yg terasa kosong,datar dan menyesakkan.Hari pertama di kost an baru,aku semalaman tak tidur.Dan hari2 berikutnya aku cuma tidur sekitar 1-2 jam saja.Hampir tiap detik aku memikirkan apa yg sebenarnya terjadi.Dan apa aku telah melakukan hal yg benar?
Aku tak pernah bisa menjawab dua pertanyaan sialan itu. Padahal sering kali aku diam,merenung,berpikir.Tapi aku tak pernah tahu.Yg jelas hari2ku terasa sunyi, membosankan dan luar biasa menyesakkan.Aku jd sering uring2an,marah2 ga jelas dan males untuk melakukan apapun. Bahkan untuk sekedar say hi dg siapapun.
Randy berulang kali mencoba melakukan sesuatu. Membujukku berbicara atau memberitahu kost baruku. Tapi aku tetap bungkam dan mengacuhkannya.
Aku hanya ingin sendiri.
Persetan dg semuanya!

Aku yg sedang asyik coret2 gak jelas jd mengangkat sebelah alis saat kulihat sepasang kaki berhenti didepanku.Aku mengangkat muka melihat Randy yg berdiri dan mengangsurkan hp nya padaku.
"Ada yg mau ngomong!"katanya singkat.
Alisku terangkat makin tinggi,tp tanganku tak bergerak.
"Nyokap!"jelas Randy setelah mendengus kesal.
Dg ragu aku mengambil hp nya."Halo. . .?"
"Dava sayang,kok ga pernah mampir lagi?Apa kabar sayang?"sapa  Tante Marsya ringan.
"Baik Tante,"jawabku berusaha terdengar wajar."Tante gimana?Oom sehat kan?"tanyaku balik.
"Kaka Dava jahat!Kok ga nanyain Tita?"Terdengar suara protes Tita dari seberang.Tanpa sadar aku tertawa kecil.
"Halo Pendek!Kedengarannya sehat tuh?"godaku.
"Kak Dava ga lupa kan kalo ntar malem Tita ulang tahun?Dateng ya Kak?Jangan lupa kadonya!"cerocos Tita.
"Waduh!Bener ya?"
"Itulah Va knp Tante telepon,"suara Tante Marsya kembali dan kudengar dia mengusir Tita yg sepertinya marah. "Tante minta tolong,kamu temani Randy ambil pesenan kue ya nanti? Ga mungkin kalo dia jalan sendiri,"pinta Tante Marsya.Bagaimana aku bisa menolak?
"Tenang aja.Beres Tan!"jawabku.
"Ya udah.Ditunggu sama Tante nanti ya?Makasih Va!"pamit beliau.
"Sama-sama Tante,"sahutku.Sambungan terputus.Aku mengembalikan hp Randy.
"Kalo gitu pulangnya lo tunggu gw ya?"kata Randy dan langsung beranjak pergi.Aku hanya menatapnya.Aahh. . . . . . . .kapan terakhir aku benar2 berbicara dgnya?pikirku.

Perjalanan lebih banyak kami tempuh dalam diam.Aku sendiri lebih memilih untuk duduk didepan sementara benakku melayang tak tentu arah.Aku mendengar Randy bbrp kali menghela nafas.Tapi aku tak tertarik untuk berkomentar/bertanya.
"Elo. . . . ga beli kado buat Tita?"tanya Randy akhirnya.
"Gampang.Ntar aja kita mampir ke mall,"jawabku.
Hening lagi.Randy mengetuk-ketukkan jarinya dikemudi sambil sesekali melihatku.Aku tetap cuek.
"Mau bicara?"tanya Randy.
"Nggak!"
". . . . . Gw sahabat yg payah ya Va?"tanya Randy lg pelan.
Aku berp`ling menatap Randy heran.Randy cuma menoleh sekilas dan tersenyum tipis."Dulu lo gak pernah ngerahasiain satu hal pun dari gw.Tp sekarang,boro2 ngomong,noleh aja lo jarang.Gw ngerasa kalau gw udah jadi sohib yg gagal.Krn kalo gw sohib yg baik,lo pasti akan dateng ke gw.Sharing problem lo.And kita cari solusinya bareng.Gw. . . .gagal.Maaf ya?"pinta Randy.
Aku tertohok dan segera membuang muka.Rasanya aku ingin berteriak keras dan keluar dari mobil Randy.Menjauh dari orang yg sebenernya telah begitu baik pdku,tapi tak pernah aku hargai.Untungnya,sebelum aku kehilangan kontrol,kami tiba di toko kue yg kami tuju.
Kami turun.
Akupun jadi tahu knp Tante Marsya minta bantuanku.Kue tart yg dipesan oleh beliau berukuran lumayan jumbo.Jadi Randy memerlukan bantuanku untuk membawanya ke mobil.
"Lo mau nyari kado dimana?"tanya Randy saat kami melaju kembali dijalan raya.
Aku diam mikir.Boro2 nama mall,kado apa yg mau aku beli aja aku belum punya ide.
"Mau saran?"tanya Randy akhirnya setelah aku tak kunjung menjawab.Aku cuma mengangkat bahu."Lo beli aja cd terbaru dari Justin Bieber.Dari kemaren dia heboh mau beli."
"Baiklah!Kita beli cd itu saja!"jawabku enteng.
Lagi2 Randy hanya menghela nafas.

Tita menyambut kedatanganku dg heboh dan langsung nodong kadonya.Dia seperti hendak mengatakan sesuatu begitu kami berhadapan,tp urung ketika melihat Randy.Dia cuma menjulurkan lidahnya pada sang kakak dan langsung teriak histeris begitu tahu cd yg kubawakan.
Tante Marsya memelukku sebentar dan mencium pipiku, "Apa kabar sayang?Kamu udah makan?"tanya beliau.
"Baik Tante."
"Belum Ma!"imbuh Randy cepat dari belakangku."Tadi kami langsung berangkat dari kampus,"lanjutnya lagi.
Tante Marsya mengamatiku dg cermat sejenak lalu tersenyum,"Baiklah!Kita akan segera berangkat!Kamu mandi dan ganti baju dulu ya?"kata Tante Marsya dan berlalu.
"Berangkat?"ulangku bingung pada Randy.
"Kue itu sebenernya buat ngerayain ultah Tita besok disekolah.Malem ini kita cuma makan2 sekeluarga,"jelas Randy."Lo mandi dulu deh.Pake mana aja baju gue yg lo mau,"tukasnya lagi.
Kembali aku tertohok oleh Randy.Acara ini adalah acara keluarga dan aku mereka ikutkan yg berarti kalau aku telah mrk anggap sebagai bagian dari keluarga.Tp tetap saja sikapku dingin pd Randy.Aku ingin menjelaskan, berbicara dgnya.Tp entah mengapa aku benar2 tak bisa. Instingku tanpa sadar menutup diri darinya.
"Ran. . .,"panggilku membuat Randy yg sudah hendak pergi urung,"Bukan elo.Gw yg bermasalah.Gw yg gagal menjadi teman,"kataku pelan dan melangkah untuk mandi dikamarnya.

XVIII

Malam itu kami makan disebuah restoran di tepi pantai Legian.Restoran terbuka bergaya latin itu bernama MACCHIO(samaran).Salah satu restoran terbaik disini.Dan setahuku,orang2 yg makan disini jg dari kelas menengah ke atas.Tita malam itu nampak manis dan benar2 ceria.Dia tak henti2nya tersenyum dan ngoceh soal bagaimana pesta sweet seventeen yg dia inginkan.Wina yg jg datang tampak berusaha menjadi bagian dari keluarga Randy.
Aku sendiri jg  berusaha membaur.Mencoba menjadi bagian dari pesta kecil itu.Bukan hal mudah ternyata.Aku sering kembali tenggelam dalam pikiranku sendiri,tidak fokus dan sedikit bermasalah dg pendengaran.Baik Tante Marsya maupun Oom lwan hampir selalu harus mengulang pertanyaannya.Mungkin mereka berpikir kalau aku harus mengunjungi dokter THT ku.Aku hanya tersenyum kecut dan melayangkan pandanganku ke pantai.Tak begitu banyak orang yg berlalu lalang.Pantai cukup sepi,sepertinya enak untuk menenangkan diri.
Saat Kami selesai makan,aku berpamitan untuk jalan2 ke pantai.Aku berniat untuk pulang sendiri.Waktu itu Tante Marsya hanya tersenyum dan meminta Randy untuk menemaniku.Aku sudah berniat untuk menolak,tp pandangan Tante membungkamku.Padahal aku tak enak dg Wina dan Randy.
Tp temanku yg satu itu benar2 hebat.Dia hanya tersenyum dan melangkah ke pantai mendahuluiku.
"Maaf,"kataku saat kami berjalan menelusuri pantai. Sesekali kami berpapasan dg bbrp turis yg jg sedang berjalan-jalan.
"Santailah Va.Mama tahu kalo lo lebih butuh gw. Beliau mencemaskan lo.Lo tahu kan?"kata Randy.
"Beliau ibu yg baik!Gw beruntung bertemu dg beliau. Dengan seluruh keluarga lo yg telah menganggap gw bagian dari mereka."
"Kalau begitu,kenapa lo tetep gak bisa menganggap kami sebagai keluarga?"sergah Randy cepat.Dia menatapku tajam."Lo tahu kami menganggap lo keluarga.Lo sadar kami peduli ke lo.Tapi kenapa lo ga bisa percaya sama kami?Membagi apa yg lo rasa ke kami!!"sergah Randy lagi. Kami telah berhenti melangkah.Dari lampu sebuah restoran,aku bisa melihat mata Randy yg melihatku marah.
"Bukannya gitu Ran."
"Terus apa?Kenapa lo nyiksa diri lo begini?Kita semua cemas ngeliat lo."
"Gw baik2 aja kok,"belaku.
Randy mendengus keras."Kapan terakhir kali lo ngaca?Sadar gak lo kalo lo sekarang sedikit kurusan?Tau ga lo, kalo ada lingkaran kehitaman dibawah mata lo?Kapan terakhir kali lo tidur cukup?Tau ga kalo penampilan lo jd awut2an?"
Aku tak menjawab.
"Lo jadi aneh.Pendiem,suka ngamuk,dan kaya orang gila yg punya dunia sendiri dalam otaknya.Lo ga ada bedanya dg mayat hidup.Mata lo kosong.Dan lo jd penyendiri akut yg bahkan ga mau gw deketin.Gw ga tau skrng lo tinggal dimana.Ada apa Va?!"tuntut Randy"Kenapa lo jd kayak gini?"
Aku merasakan ada gumpalan diujung tenggorokan yg seperti hendak keluar.Tp gumpalan itu melekat disana.Tak bisa kudorong keluar.Hanya membuatku sulit bernafas saja.Aku ingin berteriak,memberitahu Randy.Tp aku tak bisa.Karena aku tak tahu apa yg harus kuberitahukan pdnya."G-gw. . . .g-ga tau,"bisikku lirih dg dada yg semakin sesak.
"Agung kan?!"tanya Randy pelan,tp cukup membuatku kaget.Kutatap matanya nanar,tp Randy hanya tersenyum, "Lo jatuh cinta padanya,"katanya lg.Itu bukan pertanyaan. Itu pernyataan.
Udara bagai berhenti disekitarku.Suara hingar bingar musik dikejauhan lenyap dg tiba2.Yang ada hanya gema dari kalimat terakhir yg Randy ucapkan tadi.Lebih dari tadi, aku ingin berteriak.Karena kalimat terakhir Randy tadi seolah-olah begitu tabu untuk terdengar di telingaku. Perlu bbrp menit bagi pendengaranku untuk kembali normal.
"Kenapa lo gak mau jujur?"tanya Randy setelah keheningan yg lama.
Randy sudah hendak mengatakan sesuatu saat kami dengar suara orang yg ngomel dlm bhs inggris,berjalan mendekat ke arah kami. 
"You are nuts!It's cold and yet you swim!"omel satu suara.
"Honey,in my country,it's warm!"sanggah suara lain.
"But still.Come on!We have to go back to hotel so you can change your shorts.We are so not gonna have dinner till u're wearing proper clothes And. . ."
Kalimat itu berhenti disana.
Didepanku,Agung berdiri, tampak kaget dg seorang pria bule berambut coklat gelap disebelahnya.Bule itu hanya mengenakan celana pendek yg tampak basah.Tubuhnya merupakan gambaran sempurna dari seorang lelaki.Dia tinggi tegap,bahkan Agung yg tingginya sama dgku(skitar 178 cm) hanya setinggi bahunya.Wajahnya menawan dg hidung tinggi dan bibir tipis merah,serta mata yg dalam.Bagian pipi,dagu dan atas bibirnya dihiasi dg rona kebiruan bekas cukuran yg membuatnya terlihat jantan.Dadanya penuh dg lekukan tanpa cela. Perutnya yg langsing dihiasi dg lengkung2 six packs yg nyaris sempurna.Sedikit bulu dada ikut menghiasi dada indahnya yg pasti akan membuat lumer kaum hawa.Tampak menebal di bagian tengah bersambung turun sampai pusar.Trs sampai ke bagian yg tertutup celana pendek basahnya.Mereka berdua tampak seperti pasangan gay sempurna yg hanya pantas berada dalam iklan.Dan mereka bergandengan tangan.
"Agung?!"sapa Randy tak percaya.
Dia tampak salah tingkah saat kagetnya telah menghilang. Bahkan kulihat dia seperti menelan ludah."H-hai Ran," sapanya gugup dan hanya menoleh sekilas pdku.Dia tampak ingin segera pergi dari tempat itu,tp jelas itu akan terlihat tidak sopan.
"Dia. . . .,"Randy tak meneruskan kalimatnya.
"K-kenalin Ran,ini. . . . Chris,"kata Agung."Chris this is my friend,Randy!"kata Agung dan aku yg menangkap kalimatnya jelas bahwa dia merujuk pd satu orang saja.Is and my friend.Hebat!Hanya Randy yg terhitung,pikirku kecut.Tapi aku hanya mampu diam didepan mereka dg pikiran campur aduk.
"Oh hello.I'm Randy.How do you do!"sapa Randy.
Chris tersenyum ramah dan menyambut Randy,"Hello Randy!How do you do!"
"Chris. . . .,"Randy tampak berpikir sejenak.Sampai akhirnya,sebuah pemahaman muncul diwajahnya.Dan barulah saat it aku jg ingat.Chris! Mantan Agung yg berasal dari Swedia!Yg katanya akan datang lagi suatu hari untuk. . . .
Perutku langsung terasa mulas!
"Ran!"tegur Agung dg nada memperingatkan saat dilihatnya Randy hendak berkomentar jahil. Randy tergelak tp mencoba menguasai diri.
"Okay fine.Eeeeuuhh. . . .,"Randy menoleh padaku yg sedari tadi hanya mematung diam,"Baiklah.Sepertinya aku yg harus melakukannya,"gumam Randy."Chris. . . . this is my very own best friend.Dava!Dava,Chris!"
Sekarang sebuah pemahaman ganti muncul diwajah Chris. "Oh,you're Dava.Hello,it's nice finally meeting you," katanya ramah dg tangan terulur.
Aku menyambutnya dg ragu,lalu dg cepat melepaskan tanganku.
Dan suasana hening yg canggung menggantung diudara.
"Well. . . .kalo gitu kami pergi dulu ya?Chris harus ganti baju,"pamit Agung akhirnya."Come on Chris!"
"We're gonna have dinner at Macchio.You guys are welcome to join us!"undang Chris ramah sembari satu tangannya memeluk bahu Agung.
"Really?Thank you,but we're just there,"balas Randy.
"Well,that's a shame.Nice meeting you then.Hope we can have sometime together later,"pamit Chris dan merekapun melangkah pergi.
Hening!
Aku masih berdiri ditempatku dg perut yg semakin mulas. Bahkan sekarang bisa kurasakan tubuhku terasa dingin mendadak,tp anehnya,keringat justru bermunculan disekujur tubuhku.
"Va. . . .,"panggil Randy.
Gelegak dalam perutku semakin menggila.Dan akupun tak mampu lagi menahannya. Aku langsung jatuh tersungkur dan muntah hebat.Semua yg telah kumakan dan kuminum tadi seolah-olah meloncat keluar.Tubuhku kejang-kejang saat aku memuntahkannya. Randy terpekik kaget dan mencoba membantu dg memijit mijit leherku.

Bbrp saat kemudian saat semua isi perutku telah habis keluar dan hanya rasa pahit dimulutku yg tersisa,aku terduduk lemas.Nafasku memburu sementara tubuhku basah oleh keringat."Maaf,"kataku lemah dg suara yg terdengar asing ditelingaku.
Randy menatapku aneh.Dia hanya tersenyum sedih dan mengangkat tangannya.Kukira dia hendak membantu membersihkan sisa muntahan yg mungkin berlepotan di mulutku.Tp tangan Randy justru mengusap pipiku yg ternyata telah basah,dan semakin basah.
Aku. . .   . menangis?
"Keluarkan semua,"kata Randy lirih dan memeluk kepalaku.
Dan untuk pertama kalinya aku melakukan sesuatu yg belum pernah kulakukan didepan Randy,lebih2 lagi dalam pekukan eratnya.Aku menangis hebat!!
Nafasku sampai tersengal saat aku merasakan sumpalan dalam dadaku yg kembali seperti memaksa keluar.
Dan akhirnya,aku benar2 tahu kebenaran yg selama ini tertutup dimataku!!
"Y-ya Tu-Tuhan. . . . . A-aku. . . .mencintainya,"bisikku lirih, tersengal keras diantara usahaku untuk bernafas.
Dan aku kembali kalah.Membiarkan sumbat dalam rongga dadaku terbuka diiringi oleh rasa sakit yg nyaris menghilangkan kesadaranku.Akupun mengerang keras!

XIX


Aku terbaring dg mata nyalang. Bagaimana aku sampai dikamarku pun aku belum ingat jelas. Yg ada dipikiranku adalah kenyataan yg aku sadari semalam.
Kembali semua ingatan dan peristiwa yg pernah terjadi dan aku alami bersama dg Agung,melintas. Seharusnya aku tahu kenapa aku merasa begitu nyaman bersama Agung. Saat aku begitu kesal dia selalu menyebut Rico,seharusnya aku sadar bahwa itu cemburu. Saat aku merasa hariku belum lengkap tanpa melihatnya,harusnya aku tahu itu. . . .cinta.
Aku kembali menutup mataku dg lengan. Dan sekarang sudah terlambat!
Sial!
Sial!
SIAAAAAALLLLL!!!!!
Mungkin selama ini aku telah menyadari akan perasaanku. Hanya saja aku lebih memilih untuk menyangkalnya. Jatuh cinta pd seorang pria. . . .
Memikirkannya pun aku belum pernah! Tapi itulah kenyataannya. Mungkin sekarang sudah ada tulisan gay di jidatku.
"Gimana perasaan lo?"
Aku terjingkat kaget karena tak mendengar suara orang masuk. Randy! Dg cepat aku mengusap mataku yg sempat basah dan duduk.
"Maaf bikin kaget!"katanya lagi dan duduk disebelahku.
Aku hanya mencoba tersenyum untuk memberitahunya aku tak apa. Tapi mana mungkin aku bisa kembali menipunya.Randy sudah mengetahui apa yg kurasakan dg jelas."Oh ya,bagaimana lo bisa tahu gw tinggal disini?" tanyaku baru inget. Malam itu,setelah insiden dipantai Randy langsung membawaku ke kostan tanpa sekalipun bertanya dimana lokasinya.
"Gw pernah ngebuntutin elo," jelasnya,kembali dg senyum meminta maaf.
"Sepertinya sudah ga ada lagi yg bisa gw sembunyiin dari lo. Bahkan lo bisa tau kalo gw ga. . . .," Bahkan untuk mengatakannya pun aku sulit, "kalo gw 'seperti itu' sebelum gw bisa menyadarinya," kataku getir.
"Kenapa lo harus meributkan label sih?" tanya Randy membuatku mengangkat alis."Gay,str8t,bi . . . . .  , lo tetep Dava. Lo ga akan berubah jadi a freak yg bakalan mangsa orang. So you like men,but then what? Itu kan ga merubah siapa elo?"
"A man dude!" potongku ngeri. "Gw cuma suka ma satu orang. Dan gw ga ada niat untuk menambahnya dalam waktu dekat!" protesku. Randy enak saja menyebut kata itu sementara aku masih mengernyit hanya dg mendengarnya saja. Menyadari bahwa aku menyukai Agung. . . .
"The point is,kamu adalah kamu.Dava.Sohib gw!"
"Meski gw . . . . . gay?"
There! I said it! pikirku ngeri.
"Gw udah lama kok mempersiapkan diri buat moment kayak gini," sahutnya enteng, dan lagi2 tersenyum saat aku bengong gak ngerti.  "Udah lama gw sama Wina ngeliat en sadar gimana perasaan lo ke Agung. Kita sering ngebahasnya. Wina jg yg ngeyakinin gw kalo apapun kenyataannya ntar,  lo tetep sohib gw. Pernah bbrp kali gw coba buat kasih tau elo. Tp Wina pikir itu bukan ide yg baik. Pertama mungkin elo bakal nyangkal abis2an. And worst, lo bakal menjauh dari gw. Atau musuhin gw. Jadi kita putusin buat nunggu lo sadar dg sendirinya. Yg jelas, gw selalu sobib lo Bro.  Apapun kenyataannya," jelas Randy. Dan sekali lg aku dibuat malu oleh fakta bahwa dia, jauh mengerti aku dibandingkan aku sendiri.
"Ga ngaruh meski lo gay," lanjutnya lg. "Asal lo ga suka ngebantai orang kaya si Ryan aja!" selorohnya membuatku merengut.
"Sial lo!"rungutku,"Lo. . . .ga jijik?" tanyaku lg dg nada ragu.
"Gw ga perduli lo gay atau str8t. Jgn terlalu memusingkan label. You're just a human. Lagian ga semua gay itu gak bener/jahat. N ga semua str8t itu baik. Mereka sama2 manusia," kata Randy lg dan tersenyum."Yg harus lo pikirin skrng,gimana lo bisa ngedapetin Agung lagi."
Aku mendengus keras mendengarnya. Dg kesal aku menjatuhkan tubuhku kembali ke kasurku."Bersaing dg Chris?! Lo gila ya? Lo ga inget gimana wujud dari orang itu? Orang kaya dia biasanya cuman ada dalam imajinasi liar wanita. Dan dia nyata! Siapa yg bisa menolaknya."
"Well. . . .seksi abis sih. Gw yakin,si Wina juga ga bakal mikir dua kali kalo seandainya dia disuruh milih. Gw atau Chris. Dia pasti milih Chris!"
Dengan kesal aku melempar bantalku pdnya. Randy hanya tertawa."Makasih buat dukungannya!" gerutuku. Aku berbaring telentang memandangi atap kamarku yg gak ada bagus2nya."Gw juga ga yakin kalo gw mau jd. . ." aku kembali tak bisa menyebut kata itu.
"Gay?" sahut Randy. "Bukan gw yg kudu mutusin hal itu. Tapi elo. Lo yg kudu tau apa yg lo mau lakukan di hidup lo. Tp kalo gw bisa bantu,lo jawab ini!" Randy mendekat pdku dan menatapku lekat.  "Apa lo sayang Agung? Apa lo rela kehilangan Agung? Dan terakhir. . .apa lo bisa sendiri tanpa Agung? Setelah lo jawab semua pertanyaan itu,mungkin lo bisa ngerti apa yg lo mau. Tp apapun keputusan lo,kita tetep sohib."
Aku tersenyum mendengarnya,"Thanks!"
Randy membalas senyumku, "Gw harap lo cepet mengambil keputusan. Sebelum terlambat. Kalo saja lo jadi gw. Gw bisa ngeliat dg jelas gimana lo bisa begitu. . . .berantakan tanpa Agung. Lo kacau tanpa dia. Dan gw ga bisa ngebayangin kalo lo. . .kehilangan dia selamanya. Jangan ragu Va. Beranilah demi kebahagiaan lo. Ga usah peduliin komentar orang lain," Randy tertawa kecil dan menggelengkan kepalanya,  "Gw ga percaya kalo sekarang gw memberi semangat sohib cowok gw buat ngejar cowok lain. Tp ngeliat lo kemaren2, gw sadar kalo Agung,telah jadi bagian penting dalam hidup lo," katanya.
Aku menatapnya tanpa kata.
"Gw pergi dulu. Ada janji sama Wina. Call me if you need anything. And please,pikirkan baik2 apa yg gw katakan tadi," pamit Randy yg kembali kujawab dg senyum.

Sepeninggal Randy,aku tak henti2nya memikirkan pertanyaan2 Randy tadi. Apakah aku sudah benar2 siap kehilangan Agung? Bisakah aku melewati hari2ku seperti kemarin? Selalu sepi, suram dan menyesakkan. . .selamanya.  Agung akan bersama Chris. Berada dalam pelukannya.  Menciumnya. . . .
Dan aku akan sendiri menyesali diri.
Selamanya. . . .
Aku bangkit dengan cepat dan meraih kunci sepeda motorku!

Satpam yg menjaga rumah Agung mengatakan kalau Agung keluar dan hanya ada Tante Niken dirumah. Dia sudah mengenalku jadi dia membiarkanku masuk.
"Dava sayang!Apa kabar?!" sapa Tante Niken dan memelukku. Diciumnya kedua pipiku. "Sudah lama kamu tidak main kesini,dan. . ."
"Tante, Agung kemana?" potongku cepat.
Tante Niken tersenyum seolah mengerti kenapa aku datang mendadak kerumahnya dg keadaan kacau dan terburu-buru. "Dia ada di hotel Bali lnternasional(samaran) ,bersama temannya.Chris!" katanya.
Aku mengetatkan geraham mendengarnya, "Saya permisi dulu Tante!" pamitku cepat!
"Dava!"panggil beliau membuat langkahku terhenti, "Kau sudah membuat keputusan?" tanya beliau.
"Saya akan bicara dg Tante lagi nanti. Setelah saya bertemu Agung!" jawabku dan segera kembali melangkah.

Menemukan Chris ternyata bukan hal yg sulit. Karena begitu sampai didepan gedung hotel, aku melihatnya berdiri disamping sebuah mobil jeep. Sepertinya dia hendak pergi. Dg tergesa-gesa kuparkir motorku.
"Chris!!" panggilku dan mendekatinya.
"Hei,you. . ."
"Where is he?" potongku cepat. Jelas dia masih ingat denganku.
Chris tidak langsung menjawab tapi malah memandangku, "In my room. What do you want?" tanyanya ringan.
"I wanna talk to him."
"What for? You didn't want him and you might be too late!" katanya lagi, masih dg nada yg ringan.
"I don't care. I just wanna talk. I'll accept his decision. Whatever that is. But I need to talk to him. Now!" tegasku lagi. Chris sepertinya tahu sejarahku dg Agung. Jelas sekali dia tahu alasanku kesini.
"Room 27. Just walk straight ahead through the door," jelas Chris dan menunjuk pintu hotel. "My room is the last one."
"Thanks!" kataku dan berlalu dg cepat.
Kamar no 27 memang berada ujung dari deretan kamar dilantai satu. Pintunya tak dikunci. Dan kulihat Agung sedang berdiri di balkon kamar,menghadap kelaut dg tangan terlipat didada. Memunggungiku.
"Have you got the rent car?" tanya Agung tanpa melihatku. "Like l said,l'll take you wherever you want to, but I'm not gonna take you to Dava!"
Aku sedikit tertegun. Jadi tadi Chris meminta Agung untuk membawanya menemuiku?!
"He doesn't want me Chris. And that's final. It might be the best. I'll have to accept his decision. I'll leave him in peace coz that's what he wants. So don't ask me again!" katanya dg tegas meski aku bisa menangkap kegetiran dlm suaranya.
Aku mendekatinya hingga kemudian aku berdiri tepat dibelakangnya. Dg sedikit gemetar, kuangkat tanganku. Kulingkarkan lenganku di pinggangnya dan menariknya untuk mendekat. Menempelkan punggungnya ke dadaku. Agung mengeluarkan suara terkesiap kaget. Tp aku langsung menyurukkan wajahku dalam2 dilekuk lehernya.
"Va. . . .?" desis Agung.
"Jangan tinggalin aku," pintaku lirih.Baru sekarang,saat aku bisa memeluk tubuhnya,merapatkan tubuh kami,aku menyadarinya. Bahwa aku benar2 membutuhkan Agung. Aku tak ingin kehilangan dia. Aku ingin bisa terus mendekapnya seperti ini. Dan saat ini,hal itu terasa begitu tepat. Dan aku tak ingin melepasnya. Kurasakan tubuhnya begitu pas dalam pelukanku.
"Va. . .,"
"Jangan pergi," pintaku dg suara pecah. Aku tak bisa menahan diri. Pertahananku hampir bobol dalam hitungan detik. Aku hanya mampu menahan selembar kesadaran tipis yg membuatku tidak menangis keras skrng. Belum pernah aku merasa rapuh seperti ini. Belum pernah aku merasa takut seperti saat ini. Takut kalau apa yg telah kulakukan kemarin2 akan membuat Agung tetap pergi,meski aku telah memintanya dg cara seperti ini. Rapuh karena aku yakin, krn kalau dia berontak lepas dan pergi dariku sekarang,aku akan hancur. "Please. . . .," pintaku serak.
"Va. . ."
"Aku salah. Aku bodoh. Aku jahat. Tapi. . . . aku takut. Maaf," kataku.
Yeah! Betapa bodohnya aku tidak menyadari arti Agung sebelumnya.
Aku terus memeluknya erat tanpa mengangkat wajahku yg tersembunyi dilehernya. Hingga kemudian,kurasakan tangan Agung mengusap lembut tanganku yg melingkar dipinggangnya. Perlahan dia melepas tanganku lalu dg cepat berbalik memelukku. Mendekap erat kepalaku sambil mencium sisi wajahku dg bibirnya. Dan aku bisa melihat pipinya pun basah.
Dan pertahanan terakhirku runtuh.
Aku terisak keras dalam pelukannya.

XX

Entah berapa lama aku berada dalam pelukannya. Saat aku sudah bisa menguasai diri, saat pikiranku telah mulai jernih, aku jadi malu setengah mati. Aku tak habis pikir kenapa aku jadi lemah didepannya. Dan kali ini entah keberapa kalinya aku menangis karena Agung. Seingatku sudah 2 kali aku melakukan ini dihadapannya. Yg pertama adalah saat kami bertemu pertama kali. Kalau dipikir,dalam bulan2 terakhir ini, aku menangis lebih banyak dari yg aku ingat sepanjang hidupku.
Aku menyusut hidung dan melepaskan diri. "Sial!" desahku kesal dan masuk. Langsung merebahkan diri diranjang. Kupejamkan mataku rapat2. Mencoba mengumpulkan harga diriku yg rasanya mulai runtuh didepan Agung.
"Kenapa?" tanya Agung yg menyusulku. Kurasakan ranjang bergerak sedikit saat dia ikutan naik.
"Aku kesal! Kenapa aku selalu lemah didepanmu," kataku pelan. "Menangis hanya dilakukan oleh anak kecil, atau cewek. Tapi aku jadi sering nangis karenamu. Cowok macam apa coba yg lembek gini?" gerutuku.
Sesaat kemudian kurasakan usapan lembut Agung dikepalaku. Kubuka mataku, dan kutemukan dia berbaring, bertumpu pada sikunya di sebelahku. Dia tersenyum.
"Bukankah itu bagus? Hal itu menunjukkan kau masih punya hati. Manusia apa yg tidak pernah menangis?"
"Aku cowok."
"And a human," imbuh Agung. "And I think it's sweet!"
Aku mengerang kesal. "Tapi aku nggak suka! Aku ingin jadi orang yang kuat," gerutuku lagi. Mendengarnya  Agung hanya tertawa kecil. Dia maju dan mencium keningku lembut.
"I love you,just the way you are," bisiknya.
Aku menatapnya lekat. Mematri wajah cute nya di ingatanku.Tanganku terangkat dengan sendirinya, dan mengusap sisi wajahnya. "Aku sayang kamu jg, "bisikku, ". . . tapi aku tak tahu apa yg harus aku lakukan atau harapkan."
"Maksudnya?" tanya Agung.
"Aku tak pernah tahu akan membawa hubungan ini kemana. Ketika aku menjalin hubungan serius dg seorang cewek ,aku tahu apa yg harus aku lakukan nantinya. Kami akan menikah, memiliki anak dan tua bersama," kataku lirih. "Tp denganmu. . . . . . ."
Agung tersenyum sedih, "Kau ingat pertemuan pertama kita? Kau bilang,kami para gay beruntung, krn kami tak mungkin merasakan sakitnya dikhianati saat istri kita selingkuh. Ingat yg kukatakan, being gay dinegara ini jg membuat kami tak bisa bersama dg pasangan kami. No matter how big our love is. Sekarang kau tau bgmn rasanya kan?"
Aku bisa melihat ironinya sekarang. Dan aku jg tak tahu harus mengatakan apa. "Aku sayang kamu. Aku ingin bersamamu. Aku nggak mau melihatmu bersama dg cowok lain. Tp aku tak bisa mengatakan masa depan apa yg bisa kuberikan padamu. Apa yg bisa kujanjikan padamu?" tanya ku dg nada bingung.
"Just tell me again you love me!"
Aku menarik kepalanya dan mencium bibirnya. Merasakan kuluman lembutnya yg membalas ciumanku. Merasakan lidahnya yg menelusuri bibir dan mengusap lidahku. "I love you," bisikku lirih.
"That's a start," bisik Agung dan kembali menciumku. Kali ini dg lebih intens dan bergairah. Aku bisa merasakan hasratku bangkit,apalagi saat dia bergeser keatas tubuhku. Tubuhnya bergerak pelan,menggesek tubuhku yg langsung bereaksi. Tanpa sadar aku mengeluarkan suara lenguhan pelan.
Tanganku bergerak masuk kedalam t-shirtnya. Mengusap lembut punggungnya. Bergerak ke dadanya,dan berlama-lama disana. Bermain dg dua tonjolan kecil yg mengeras disana.
Tp saat Agung menggesekkan pinggulnya pd ku, aku merasakan tonjolan lain yg lebih besar yg mendesak dan serta merta aku tersentak, melepas pagutanku. Sadar bahwa yg bergerak diatasku adalah Agung yg notabene adalah cowok dan punya onderdil yg sama dg ku.
"Apa?" tanyanya bingung diantara nafasnya yg memburu.
"Bisakah kita melakukannya. . . .selangkah demi selangkah saja?" pintaku. "Jujur aku sedikit. . . .terintimidasi. Juga takut." kataku dg wajah memanas.
Alis Agung terangkat mendengarnya.
Aku berpikir sejenak. Mencoba menyampaikan apa yg ada dipikiranku dg bahasa yg halus pd Agung. "It's new for me.  Aku tak tahu apa yg harus aku lakukan. Dan yg jelas,aku tak yakin aku bisa menerima ada. . . sesuatu yg masuk ketubuhku. Please jangan salah menerimanya. I love you, tp aku gak mampu untuk melakukan itu. Not now. Never" jelasku.
Agung tersenyum, "I don't mind being a bottom."
"Bottom maksudmu. . . .?"
Agung hanya tersenyum.
Aku bisa merasakan kembali wajahku memanas. "Meski hal itu sedikit menenangkan, bisakah kita membahasnya lain kali?" pintaku lagi yg benar2 jengah harus membahas hal itu.
Lagi2 Agung hanya tersenyum dan mengangkat tubuhnya dariku.
"Kita akan membahasnya kapanpun kau mau,"katanya.
Aku tak suka saat tubuh kami terpisah, tapi aku tahu kalau aku belum siap untuk melakukan lebih dari apa yg kami lakukan tadi. Sumpah ngeri!
"Chris!" sergah Agung tiba-tiba.
Aku yg telah duduk dan membetulkan bajuku yg kusut berpaling mendengar Agung menyebut nama itu.
"Kenapa? Tadi dia ada didepan," kataku dg sedikit nada tak suka.
"Come on! Let's out. Mungkin dia masih menungguku!" ajak Agung.
"Kalian. . . .?" aku tak meneruskan pertanyaanku. Agung tersenyum lebar melihat kecemasanku.
"Aku memilihmu," katanya singkat dan mengulurkan tangannya padaku. Aku menyambutnya.
Saat kami menitipkan kunci di resepsionis, kami mendapat pesan dari Chris yg mengatakan bahwa dia akan kembali menelepon Agung nanti. Pengertian juga kunyuk itu. Aku jadi teringat akan janjiku dg seseorang. Aku segera mengajak Agung pulang.
Perjalanan pulang ke rumah Agung memakan waktu yg sedikit agak lama dibandingkan berangkatku ke Legian. Aku hanya membawa satu helm, Agung tidak membawa mobil, jd kami boncengan dan harus menghindar dari polisi dg melewati jalan2 tikus.

Tante Niken menyambut kami dg senyum ramahnya. Dia melihat tangan kami yg bergandengan tanpa gurat heran yg kuduga akan muncul.
"Tante. . .," kataku memulai saat kami telah duduk diruang tengah bertiga, "Dava meminta ijin Tante untuk bisa bersama dg Agung," pintaku sedikit gugup. "Dava sayang Agung Tan. Dan Dava ingin. . .bersama Agung."
"Dava sudah memikirkannya dg baik?" tanya Tante Niken.
"Sudah Tan," jawabku mengangguk, "Tapi. . . . Dava tidak bisa mengatakan apapun tentang masa depan. Dava. . .tak tahu apa yg bisa Dava janjikan. Yg Dava tahu, Dava sayang Agung dan ingin bersamanya. Dava ingin menghadapi apapun yg ada didepan nanti bersama," kataku jujur. Krn bahkan aku sendiri jg tak tahu akan kemana nantinya hubunganku dan Agung berakhir.
"Gung?" tanya Tante Niken.
"Agung ngerti Mom. Bukan hanya krn Dava tak tahu sama sekali tentang dunia Agung, tp jg krn Agung bisa mengerti apa yg ia bingungkan. Terlebih lagi, Agung sayang Dava Mom," kata Agung pelan.
Tante Niken menghela nafas sejenak, "Kadang Mommy berharap kalau kenyataan tidak seperti ini," desah beliau, "Tapi Agung putra Mommy dan Mommy sayang Agung. Seperti apapun Agung. Dan Agung sudah besar. Sudah tahu apa yg harus Agung lakukan dan akibat apa yg akan Agung tanggung. Jadi. . . Mommy serahkan semua pada Agung," kata Tante Niken.
Agung bangkit memeluk ibunya, "Makasih Mom!"
Tante Niken hanya menepuk bahu Agung dan mencium pipinya. "Va. . . Tante titip Agung ya?" kata beliau dan mengembangkan tangannya padaku.
Aku segera bangkit memeluknya, "Pasti Tante. Terima kasih," kataku.
"Kalau begitu beres. Kalian belum makan malam kan? Mau temani Mommy kan?"
Aku dan Agung hanya tersenyum dan mengagguk.Agung mengulurkan tangannya padaku yg kusambut dg remasan pelan.
"Oh ya!" Tante Niken yg sudah melangkah kembali berhenti da berbalik ke arah kami. "Satu lg pesan Mommy. Va, Agung,  inget selalu dg safe sex ya?"
Aku tak bisa berbicara saking kaget dan malunya. Agung mengerang keras dan menutup wajahnya.
"Mom. . . . kami belum sejauh itu," gerundeng Agung dg wajah yg lebih merah dariku.
"Hei,Mommy kan ibumu plus dokter. Jadi harus selalu mengingatkan kalian untuk melakukannya dg cara yg benar.”
"MOOOOMM!!!!"seru Agung yg hanya Tante Niken jawab dg tawa kecil sambil berlalu. ”Mommy emang paling bisa bikin masalah,” gerundengnya lagi.
“Eeehhhmmmm. . . . . tapi kamu ga mungkin hamil kan kalo kita ngelakuin ‘itu’ tanpa pengaman?” tanyaku sedikit heran.
Agung ternganga saking kagetnya, ”Yang Mommy maksud itu bukan hamil Va! Aduh. . . . kamu kudu banyak2 baca buku deh. Tapi seperti yg kamu bilang,akan lebih baik kalau kamu belajarnya selangkah demi selangkah kan?” katanya, ”Udah deh.Yuk. . . ,” ajaknya dan mengulurkan tangannya padaku.
Aku menyambutnya.
Yeah. . . .
Selangkah demi selangkah.
Kami akan menghadapinya bersama.
Aku dan Agung!
Bersama. . . . .


==============The End===================


Guys, kisah Dava dan Agung q selesein disini. Sebenernya sih pengen ngelanjutin sampe mrk lulus kuliah. Tp. . . . l think it would be better this way!
Thanks buat semua yg kasih support selama penulisan (apa? Novelet? cerpen? atau novel ya?) cerita ini. En maaf bangeeet bila2 ada kesalahan. Baik disengaja ato nggak.
Insyaallah ketemu lagi taon depan (bentar lg ganti taon kan?) dg MEMOIRS II (Dimaz' Story). Pengennya segera upload, tp . . . . . AKU MAU KE BALIIIIII!!!!!
Liburan plus ngerayain pergantian taon. Ada yg kesana gak? Kan asyik ngobrol bareng dipantai sambil liat pesta kembang api huhuhu. . .  . . Kasih kabar ke email gw ya? soniduainne@yahoo.com

btw, gw masih nunggu email2 kalian. Baik berupa komen, kritik, saran, cerita curhat or else. Nambah2 temen en sodara!
Gw tunggu yaaa. . . .?!